Hasil Polling: Mayoritas Pembaca Nggak Mau Beli Rokok Imbas Cukai Naik

Hasil Polling: Mayoritas Pembaca Nggak Mau Beli Rokok Imbas Cukai Naik

Siti Fatimah - detikFinance
Rabu, 15 Des 2021 16:07 WIB
Pemilik warung kelontong menata rokok di Jakarta, Selasa (14/12/2021). Cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok tahun depan ditetapkan naik oleh pemerintah. Rata-rata kenaikannya sebesar 12%. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan kenaikan ini sudah disetujui oleh Presiden dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Hasil polling yang dilakukan detikcom menunjukkan bahwa sebagian besar pembaca berkurang keinginannya untuk membeli rokok gara-gara harganya makin mahal imbas kenaikan cukai.

Sekedar informasi, pemerintah telah resmi mengumumkan bahwa cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok naik rata-rata sebesar 12% di 2022.

Berdasarkan polling yang dibuat pada Selasa (14/12) kemarin sampai hari ini, Rabu (15/12/2021) ditutup pukul 15.00 WIB antara pembaca yang setuju dan tidak setuju membeli rokok saat kenaikan cukai berlaku cukup signifikan perbedaannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total pembaca yang mengisi polling ada 25 orang dan 16 di antaranya memberikan suara tidak ingin membeli rokok setelah harganya naik. Sementara 8 lainnya menyatakan akan tetap mengkonsumsi rokok meski ada kenaikan harga. Berikut beberapa pernyataan pembaca yang tidak ingin membeli rokok imbas dari kenaikan cukai.

"Saya ingin berhenti merokok, semoga mulai 1 januari 2022 berhasil berhenti merokok dan hidup sehat," tulis akun Wawan Irawan.

ADVERTISEMENT

Akun lainnya dengan nama Yeri Karyadi juga memilih untuk tidak membeli rokok. Dia justru secara sarkasme menyatakan, kalau diperlukan harga rokok dinaikkan menjadi Rp 100 ribu.

"Bila perlu harga 1.bgks 100.rb," tuturnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Bea Cukai Jateng-DIY Musnahkan 51 Juta Batang Rokok Ilegal Senilai Miliaran

[Gambas:Video 20detik]



Ada juga pembaca yang mengakui sudah berhenti merokok sejak belasan tahun lalu. Keputusannya itu didukung dengan kenaikan cukai rokok di tahun depan.

"Sudah brenti merokok belasan tahun yll karena kesadaran sendiri," akunya.

Sementara itu, bagi pembaca yang memilih tetap ingin membeli rokok meski harganya naik mengaku karena kenaikan harga ini bukan yang pertama kalinya dan selalu ada saja orang-orang yang membeli rokok.

"Tetap beli... 10-15 tahun lalu rokok masih di 5rban.. sekarang dah rata2 di atas 15rban.. orang tetep beli kan ? hehehehe," tulis akun Puschynk.

Pembaca detikcom yang tetap ingin membeli rokok juga ada yang berfikir ingin tetap membeli rokok agar memberikan pemasukan kepada negara.

"Demi membantu negara tetap beli dong, cukainya masuk kas negara untuk bangun infrastruktur dsb," komen akun Arvan Arifin.

"Awal naik biasa heboh ..setelah itu berjalan seperti biasa .. cuma adaptasi beberapa saat," kata akun Agum Bosanova.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kebijakan tersebut dilatarbelakangi oleh dampak buruk yang diakibatkan mengonsumsi rokok.

"Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, 9 dari 100 anak di Indonesia masih merokok. Jumlah ini termasuk yang tertinggi di Kawasan Asia. Berbagai riset dan kajian telah membuktikan berbagai kerugian yang timbul akibat tingginya konsumsi rokok," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers virtual, Senin 13 Desember 2021.

Dia menyebut selain menjadi faktor risiko kematian terbesar kedua di Indonesia menurut Institute of Health Metrics and Evaluation (IHME) pada tahun 2019, konsumsi rokok juga meningkatkan risiko stunting dan memperparah dampak kesehatan akibat COVID-19.


Hide Ads