BUMN Barata Punya Utang Segunung, Tembus Rp 3,47 T

BUMN Barata Punya Utang Segunung, Tembus Rp 3,47 T

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 16 Des 2021 21:01 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Gedung Kementerian BUMN (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta -

Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Barata Indonesia (Persero) masuk dalam daftar perusahaan yang punya utang segunung.

Informasi itu terungkap saat Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo pada Selasa (14/12/2021) lalu.

Barata saat ini mengantongi utang hingga Rp 3,47 triliun. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan jika saat ini utang Barata setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum PKPU utang Barata mencapai Rp 4,09 triliun. Dia menjelaskan pengurangan utang ini diakibatkan oleh penghapusan tagihan dan penyesuaian bunga atau denda.

Sedangkan untuk total ekuitas Barata sebelum PKPU masih tercatat minus hingga Rp 110 miliar. Tapi setelah PKPU ekuitas perusahaan tercatat positif Rp 510 miliar.

ADVERTISEMENT

Tiko mengungkapkan, Barata masuk dalam daftar bersama Angkasa Pura I yang sedang dalam tekanan berat.

"Memang AP I sekarang tekanannya berat sekali, kondisi keuangan mereka ini sekarang utangnya mencapai Rp 35 triliun. Dan kalau kita rate, loss nya bulanan mereka Rp200 miliar itu mereka setelah pandemi utangnya bisa Rp 38 triliun," kata Tiko.

"Ini kami sedang terus lakukan rasionalisasi-rasionalisasi supaya bisa efisiensi dan memang beban mereka berat sekali karena bandara baru. Ini sebagai komparasi Bandara Kualanamu ini profitable dan udah cukup berumur dan seperti Yogyakarta ini beban berat sekali," sambungnya.

Lalu ada Garuda Indonesia. Kartika sempat mengungkapkan utang Garuda Indonesia totalnya mencapai US$ 9,75 miliar atau setara Rp 138,45 triliun (kurs Rp 14.200). Sementara aset perusahaan saat ini hanya US$ 6,92 miliar. Jauh lebih rendah dibandingkan total kewajibannya itu.

"Utang (Garuda) itu yang tercatat US$ 7 miliar plus utang daripada lessor yang tidak terbayar US$ 2 miliar lagi. Jadi totalnya US$ 9 miliar," ucapnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (10/11/2021) lalu.

(kil/dna)

Hide Ads