Penelitian Zifivax sebagai vaksin booster dilakukan di Hunan Provincial Center for Disease Control and Prevention (Hunan CDC) melibatkan 360 subyek.
Adapun waktu pemberian booster ini diberikan 3-13 bulan setelah subyek mendapatkan dosis lengkap (sebanyak 2 kali suntikan) vaksin inactivated COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data menunjukkan bahwa peningkatan titer neutralizing antibody terhadap Virus original wuhan strain meningkat hampir 24 kali lipat (dari 2,07 menjadi 49,07). Bahkan, titer neutralizing antibody terhadap varian Delta (B.1.172.2) meningkat hampir 50 kali lipat (dari 2,08 menjadi 102,58).
"Hal ini merupakan kabar gembira dari penelitian vaksin Zifivax sebagai booster. Kami berharap hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia. Kami juga sedang dalam proses pengajuan izin penggunaan vaksin Zifivax ini sebagai booster ke Badan POM," ungkap Direktur Pemasaran dan Kemitraan PT JBio, Chairuddin Yunus, di Jakarta, Rabu (15/12/2021).
Sebelumnya data interim uji klinik fase 3 menunjukkan efikasi yang baik dari vaksin Zifivax, termasuk terhadap Virus SARS CoV-2 varian Alfa (92,93%), Gamma (100%), Delta (77,47%), dan Kappa (90,0%). Efikasi vaksin mencapai 81,71% setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.
Berdasarkan analisis pada beberapa rentang usia, efikasi vaksin pada populasi dewasa usia 18-59 tahun sebesar 81,51%, populasi lansia usia 60 tahun ke atas sebesar 87,58%.
"Vaksin Zifivax sudah diuji klinis di Indonesia, melibatkan 4.000 orang subyek sehingga sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia, dan sudah mendapat izin penggunaan dari Badan POM. Selain itu, vaksin Zifivax juga sudah dinyatakan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)," ungkap Chairuddin.
(hal/dna)