PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan pengawasan penyaluran pupuk subsidi menjelang Lebaran akan berjalan dengan lancar. Salah satu langkahnya, dengan menerapkan sistem digitalisasi yang terintegrasi.
Adapun salah satu sistem tersebut bernama Distribution Planning & Control System (DPCS). SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana menjelaskan DPCS merupakan sistem yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memonitor kegiatan distribusi. Sistem ini juga dapat memonitor stok pupuk di lapangan agar sesuai dengan ketentuan minimum pemerintah serta meningkatkan akurasi perencanaan distribusi.
"DPCS telah diterapkan sejak tahun 2020, sistem digitalisasi ini juga merupakan bentuk transformasi sehingga ketersediaan stok pupuk di semua daerah lebih baik dan dapat diawasi setiap saat," kata Wijaya dalam keterangan tertulis, Rabu (20/4/2022).
Wijaya mengatakan lewat sistem ini pihaknya dapat mengawasi teknis penyaluran pupuk subsidi secara real time dan mengawasi proses distribusi dari gudang produsen hingga kios-kios resmi. Bahkan menurutnya DPCS mampu mengetahui jumlah stok saat dalam perjalanan (intransit). Baik darat maupun saat di pelabuhan.
Selain data stok, lanjutnya, DPCS juga menyajikan data penjualan, alokasi pupuk subsidi di setiap daerah, kapasitas gudang, informasi distributor dan pengecer, hingga kontak staf distribusi dan pemasaran di masing-masing wilayah, sehingga sistem ini dapat memberikan gambaran utuh terkait pendistribusian pupuk subsidi ke berbagai daerah.
Selain itu, DPCS juga dilengkapi fitur peringatan dini atau early warning system untuk mendeteksi kondisi stok di daerah yang ditandai dengan indikator warna. Adapun indikator warna hijau menggambarkan stok tersedia atau bahkan melebihi ketentuan pemerintah. Warna orange menandakan stok mendekati batas ketentuan. Serta warna merah yang berarti stok di bawah ketentuan minimum pemerintah.
Sementara itu, SVP Distribusi Pupuk Indonesia, Syamsu Alamsah mengatakan Pupuk Indonesia telah mengantisipasi kondisi lalu lintas menjelang Lebaran dengan melakukan distribusi ke daerah lebih awal.
"Kita mengantisipasi pendistribusian via darat dengan mengirimkan pupuk lebih awal, bahkan yang dikirim dengan kereta api. Sehingga untuk pasokan jelang Lebaran alhamdulillah tidak ada hambatan atau bisa dibilang aman," ungkap Syamsu.
Adapun angka stok pupuk subsidi per tanggal 20 April 2022 sebanyak 805.157 ton yang terdiri dari Urea 355.409 ton, NPK 242.247 ton, Organik 72.615 ton, SP-36 55.758 ton, dan ZA 79.128 ton.
Syamsu menambahkan, ada sistem digitalisasi lain yang diterapkan perusahaan dalam menjamin pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi seperti Petroport yang mendigitalisasi pendistribusian via pelabuhan.
Menurut Syamsu, sistem ini memiliki fungsi pengawasan, pencatatan, dan pelaporan serta penentuan rekomendasi keputusan secara digital dan otomatis (automatic decision systems). Sehingga dapat menghilangkan potensi demurrage atau denda akibat keterlambatan proses bongkar muat.
(akn/ara)