CEO Tesla, Elon Musk mengecam pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Partai Demokrat. Ia menyebut partai tersebut telah dipenuhi kebencian dan dirinya akan mengganti dukungan ke Partai Republik.
"Dulu saya memilih Demokrat, karena mereka (kebanyakan) partai kebaikan. Tetapi mereka telah menjadi partai perpecahan & kebencian, jadi saya tidak dapat lagi mendukung mereka dan akan memilih Partai Republik," cuit Musk dikutip dari CNBC, Sabtu (21/5/2022).
"Sekarang, saksikan kampanye trik kotor mereka terhadap saya terungkap," tulisnya, mengakhiri tweet dengan emoji popcorn.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehebohan dan kontroversi yang dilakukan Musk ini diduga karena dirinya tidak dilibatkan oleh Biden dalam proyek mobil listrik. Salah satunya yang terbaru, yakni pada Agustus 2021, Elon Musk tidak diundang oleh Biden dalam penandatanganan perintah untuk menjual kendaraan listrik di AS
Tetapi kala itu, eksekutif dari General Motors, Ford, dan Chrysler diundang. Menanggapi dirinya tidak diundang, Musk menyampaikan keheranannya dalam sebuah cuitan.
"Ya, sepertinya aneh Tesla tidak diundang," tweet Musk.
Elon Musk mengatakan dalam email pada bulan yang sama bahwa Biden mengabaikan Tesla demi memberikan perhatian pada produsen mobil yang lama. Padahal menurutnya, Musk mengklaim bahwa Tesla yang memimpin pembuatan kendaraan listrik dibandingkan produsen mobil lainnya.
"Gagasan tentang perseteruan tidak sepenuhnya benar. Biden dengan tegas mengabaikan Tesla di setiap kesempatan dan secara salah menyatakan kepada publik bahwa GM memimpin industri mobil listrik, padahal sebenarnya Tesla memproduksi lebih dari 300.000 kendaraan listrik pada kuartal terakhir dan GM memproduksi 26," kata Musk dalam email saat itu.
(ara/ara)