Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di bawah kepemimpinan Direktur Utama Marsda TNI Gita Amperiawan menyempurnakan pengembangan produksi pesawat N219 Nurtanio, sebagai pesawat Indonesia yang dikembangkan, diproduksi, dan ditangani langsung oleh para engineer dari dalam negeri.
Pasalnya, kata dia, pesawat N219 ini mampu terbang dengan kecepatan maksimum 210 knot dan kecepatan terendah hingga 59 knot, dengan daya jelajah mencapai ketinggian 10.000 Ft serta jarak tempuh mencapai 828 NM (1.533 Km).
Dia menilai pesawat tersebut cocok digunakan di negara kepulauan seperti Indonesia dan kawasan Asia Pasifik lainnya. Sebab, pesawat ini memiliki kemampuan untuk mengangkut penumpang sipil, angkutan militer, angkutan barang atau kargo, evakuasi medis, penyaluran bantuan bencana alam, dan surveillance and patrolling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini tingkat komponen dalam negeri N219 sudah mencapai 44,69 persen. Sedang ditingkatkan agar dapat mencapai 70 persen. Dari mulai landing gear, avionics, sampai bahan baku pesawatnya dibuat oleh industri di dalam negeri. Pengembangannya sudah memasuki serangkaian uji terbang sebagai penyiapan untuk masuk ke pasar domestik dan internasional," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Senin (4/7/2022).
"Sekaligus penyiapan pengembangan pesawat N219 versi amphibi yang saat ini sudah memasuki tahapan detail design, untuk kemudian dilanjutkan ke tahapan prototyping and structure test, development flight test dan ditargetkan perolehan amendment type certificate (ATC)/sertifikasi amphibi di tahun 2024," sambungnya.
Ia menerangkan harga jual N219 sangat kompetitif, sekitar US$ 6,8 juta atau sekitar Rp 97,24 miliar. Dengan total pemesanan sudah mencapai ratusan unit. Bahkan pesawat tersebut mendapatkan respon positif dari pasar internasional seperti Nigeria, Cina, dan Meksiko.
"Untuk meningkatkan kemampuan komersialisasi pesawat N219, seperti kemudahan pembiayaan bagi pembeli, perlu dukungan pembiayaan dari perbankan Indonesia maupun dengan skema leasing oleh perusahaan di Indonesia," katanya.
Bamsoet mengatakan kemampuan PT Dirgantara Indonesia dalam memproduksi pesawat terbang tidak perlu diragukan. Tercatat sejak Juni 2022, perusahaan tersebut telah menyerahkan satu unit Pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) Full Mission dan dua unit Helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS) Full Mission kepada Kementerian Pertahanan RI untuk dioperasikan oleh Skuadron 800 Puspenerbal TNI Angkatan Laut.
"Di pasar internasional, antara tahun 1978 hingga 2019, PT Dirgantara Indonesia telah mengirimkan sekitar 10 unit pesawat buatannya ke Thailand. Antara lain, lima unit NC212 untuk keperluan pertanian yang dipesan oleh Department of Royal Rainmaking, dua unit CN235-200 serta satu unit CN235-200M pesanan Royal Thai Police untuk alat transportasi militer, serta dua unit NC212i pesanan Ministry of Agriculture and Cooperatives (MOAC)," ujarnya.
Ia menambahkan pada akhir 2021, PT Dirgantara Indonesia juga telah sukses melakukan uji terbang pesawat perdana CN235-220 Flying Test Bed dari Bandung ke Jakarta. Menggunakan bahan bakar campuran minyak inti sawit 2,4 persen, dengan nama produk Bioavtur J2.4.
"Menjadi terobosan baru bagi Indonesia dalam meningkatkan kontribusi biofuel di sektor transportasi udara dalam rangka meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional. Sebagaimana pengembangan N219, pengembangan bioavtur ini juga harus terus didukung dan dikawal, agar bisa berjalan sukses," tutup Bamsoet.
(akd/hns)