Kisah Petani Tembakau Wonogiri Bisa Renovasi Rumah Hingga Beli Mobil

Kisah Petani Tembakau Wonogiri Bisa Renovasi Rumah Hingga Beli Mobil

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 08 Jul 2022 08:59 WIB
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kemenko Perekonomian, Moch. Edy Yusuf, mengoperasikan mesin kultivator pada acara Tanam Raya Tembakau di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2020). Pada kesempatan itu, Edy didampingi Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian Ardi Praptono (ketiga dari kiri), Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah Supriyanto (kedua dari kiri), Kepala Urusan Eksternal PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Ervin Pakpahan (kedua dari kanan), Ketua DPD APTI Jawa tengah Hafidz BR (kiri), dan pimpinan area PT Sadhana Arifnusa, Soeharto.
Momen Tanam Raya Tembakau di Wonogiri/Foto: dok. SRC
Wonogiri -

Tembakau disebut petani sebagai tanaman yang berhasil meningkatkan taraf hidup. Berkat tumbuhan yang menjadi bahan baku rokok ini, penghasilan para petani meningkat signifikan.

Miswanti, salah satu petani di Kecamatan Eromoko, Wonogiri, Jawa Tengah berbagi cerita dalam acara Diskusi Media: Tanam Raya Tembakau.

"Tanaman tembakau benar-benar meningkatkan penghasilan kita secara signifikan," katanya dalam acara tersebut, dikutip Jumat (8/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Miswanti, dari menjadi petani tembakau bisa merenovasi rumah mereka hingga membeli kendaraan.

"Yang tadinya rumah terbuat dari bambu, sekarang kebanyakan dari batu bata. Yang sebelumnya belum punya kendaraan roda empat, sekarang sudah punya kendaraan roda empat," sambungnya. Cerita Miswanti disambut riuh tepuk tangan peserta acara yang juga dihadiri perwakilan petani tembakau.

ADVERTISEMENT

Menggiurkannya industri tembakau membuat masyarakat banyak beralih menjadi petani tembakau. Miswanti menjelaskan, hanya ada 5 petani tembakau di tahun 2010. Kini, hampir semua kelompok tani menjadi petani tembakau.

Masa jaya industri tembakau di Wonogiri terjadi pada 2018. "Saya sendiri dengan hasil yang agak banyak, kita menyisihkan penghasilan kita buat menunjang sarana dan prasarana pasca panen," lanjutnya.

Dalam sekali panen, petani bisa mengantongi omzet hingga puluhan juta, tergantung luas lahannya. Miswanti sendiri pernah mengantongi Rp 90 juta dalam sekali panen. Sementara Roni, petani tembakau lainnya pernah mendapat Rp 27 juta untuk 50 kg tembakau.

Adapun masa panen ideal tembakau adalah selama 3-4 bulan. Tembakau sulit berkembang saat musim hujan, sehingga tembakau umumnya hanya bisa dipanen satu kali dalam setahun.

(ara/ara)

Hide Ads