Sebanyak 21.000 petani tembakau di pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat (NTB) menjalin kemitraan dengan PT HM Sampoerna Tbk lebih dari satu dekade. Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tembakau dan kesejahteraan petani.
Program kemitraan dengan petani tembakau yang dijalankan Sampoerna diwujudkan melalui pendampingan, bimbingan teknis, akses yang mudah terhadap permodalan, serta prasarana produksi pertanian, hingga jaminan pembelian bagi petani sesuai dengan kesepakatan.
"Sampoerna percaya bahwa program kemitraan dapat menjadi solusi bersama untuk memastikan kesejahteraan petani dan menciptakan rantai pasok pertanian tembakau yang berkelanjutan di Indonesia," ujar Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ervin Pakpahan pada kegiatan Tanam Raya Tembakau di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Kementerian Pertanian, Ardi Praptono, mengapresiasi konsistensi Sampoerna dalam menjalankan program kemitraan. Menurutnya, kemitraan ini menjadi jaminan bagi petani akan serapan hasil panen dan pembelian produk dengan harga stabil.
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Moch. Edy Yusuf mendukung dan turut mengajak swasta melaksanakan praktik kemitraan karena dinilai mampu mendorong lompatan kemajuan. Ia menekankan bahwa kesejahteraan petani bisa meningkat jika semua pihak mau berkolaborasi.
Di Wonogiri, program kemitraan Sampoerna dilaksanakan melalui perusahaan pemasok tembakau, PT Sadhana Arifnusa. Selain Wonogiri, program tersebut juga dijalankan di sejumlah sentra penghasil tembakau di pulau Jawa,seperti Rembang, Jember, dan Bondowoso.
Manfaat dari program kemitraan tembakau cukup dirasakan oleh petani. Hal ini turut disampaikan oleh Ketua DPD APTI Jawa tengah, Koordinator bidang kerja sama antar lembaga DPN APTI, Hafidz BR. Selain memotong rantai pasok yang panjang, kemitraan juga mendorong peningkatan kualitas tembakau lewat bimbingan dan pelatihan.
(ara/ara)