Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga S. Uno mengapresiasi Program UMKM untuk Indonesia (UUI). Dia menilai kehadiran program ini mendukung UMKM lokal untuk berkembang.
UII merupakan kolaborasi Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK), Badan Riset Inovasi Nasional, dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di bawah Payung Program Keberlanjutan "Sampoerna Untuk Indonesia" (SUI). Sejak Februari 2024, program UUI telah mendampingi 1.000 UMKM dari DKI Jakarta dan Jawa Barat. Adapun sebagai acara puncak dari rangkaian program UUI digelar acara Inovasi dan Digitalisasi Entrepreneur untuk Akselerasi Lanjutan (IDEAL) 2024.
"Saya mengapresiasi program yang diinisiasi Sampoerna Entrepreneurship Training Center ini. IDEAL ini program digitalisasi dan inovasi UMKM agar bisa menjadi entrepreneur yang terakselerasi ekonominya menuju ekonomi berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (14/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dia sampaikan di sela-sela acara IDEAL di Jakarta, Kamis (10/10). Sebagai informasi, UUI dan IDEAL 2024 merupakan perhelatan kedua setelah dilakukan pertama kali pada 2023 lalu. Pada IDEAL 2024 terpilih 5 UMKM yang keluar sebagai pemenang untuk didampingi lebih lanjut oleh INOTEK, BRIN dan Sampoerna SETC. Kelima UMKM terpilih itu mulai dari peringkat pertama ialah Batik Gending Amarta, Bogor Sari Nutrisi atau Yess Yoghurt, Imah Teuweul Indonesia, Madu Non Pasteurisasi, dan Mbrebes Mili Food.
Sandiaga berharap pendampingan yang dilakukan lembaga pemerintah dan swasta ini dapat ikut berkontribusi mendorong UMKM naik kelas. Dari 64 juta UMKM nasional, diharapkan ada lebih banyak UMKM yang bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja dengan memanfaatkan inovasi dan riset yang ditawarkan BRIN.
"Pemerintah tentu terus memberikan penguatan dan perlindungan bagi UMKM agar persaingan yang adil. Kami juga memfasilitasi UMKM untuk masuk ke ekonomi digital karena ada US$ 110 miliar peluang ekonomi digital pada 2025 dan UMKM harus jadi prioritas," tambahnya.
Sandiaga pun mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan peluang ekonomi digital yang ditaksir mencapai US$110 miliar pada 2025. Dia mengatakan saat ini pemerintah terus berupaya agar pelaku UMKM mendapatkan perlindungan guna bersaing secara adil sehingga bisnisnya berkembang.
Tantangan UMKM
Sandiaga pun membeberkan tantangan utama UMKM bukan pendanaan, melainkan bagaimana meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang ada.
Berdasarkan pengalaman sebagai pengusaha dan aktif di berbagai organisasi pelaku usaha, Sandiaga mengatakan bahwa pelatihan dan pembinaan SDM sangat penting. UMKM harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan berkelanjutan yang hanya mungkin jika memiliki SDM yang tangguh.
"Begitu mereka memiliki ilmu, bisa akses peluang, dan oleh karena itu, pendanaan datang sendiri. Saya selalu bilang tantangan pertama itu capacity building. Kedua, pemasaran yang harus didorong melalui promosi. Setelah memiliki produk dalam kapasitas tertentu, baru pendanaan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko yang juga tampil sebagai panelis juga menekankan pentingnya memperkuat kapasitas SDM. Dengan SDM yang mumpuni, menurutnya pelaku UMKM dapat beradaptasi sekaligus berinovasi untuk menjawab dinamika perubahan kebutuhan konsumen.
"Inovasi terkait dengan kemampuan beradaptasi. Sementara riset itu sangat dekat dengan UMKM. Jangan bayangkan risetnya akademisi. UMKM mengakses riset dari orang lain, itu yang kami tawarkan dari BRIN yakni platform inovasi," katanya.