Kemenperin Sebut Produksi Mobil Terganggu, Ini Biang Keladinya

Kemenperin Sebut Produksi Mobil Terganggu, Ini Biang Keladinya

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 24 Agu 2022 12:38 WIB
Pabrik DFSK Indonesia
Ilustrasi Pabrik Mobil. Foto: Dok. DFSK Indonesia
Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, dunia industri menghadapi permasalahan yang menahun. Permasalahan ini mengganggu beberapa sektor, termasuk industri prodiksi mobil.

Sekretaris Jenderal Kemenperin Dody Widodo menjelaskan, terjadi disrupsi supply chain yang membuat pasokan bahan baku menjadi sulit.

"Disrupsi supply chain yang menjadi masalah menahun. Hingga saat ini saya masih sering mendapat laporan bahwa sulitnya pasokan bahan baku, antara lain sering mendengar produksi mobil terhambat dengan ketidakcukupan suplai dari chip," katanya dalam acara Indonesia 4.0 Conference and Expo 2022 di Birawa Assembly Hall Jakarta, Rabu (24/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya disrupsi supply chain ini diperparah oleh konflik antara Rusia dan Ukraina. Apalagi geopolitik dunia belum stabil karena potensi pecahnya konflik di Laut China Utara antara China dan Taiwan.

"Disrupsi ini memang diperparah dengan adanya konflik Rusia-Ukraina, namun kita juga menghadapi potensi konflik di Laut Cina Utara, antara Cina-Taiwan," katanya menambahkan.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Rusia telah membatasi ekspor gasnya yang mempengaruhi industri semikonduktor. Produsen semikonduktor kehilangan bahan baku untuk membuat chip.

Rusia membatasi ekspor gas inert termasuk neon, argon, dan helium ke negara-negara 'tidak ramah'. Ketiga gas tersebut digunakan untuk menghasilkan chip elektronik kecil yang dipasang di rakitan produk konsumen. Mulai dari smartphone, mesin cuci, hingga mobil.

Selain itu, tantangan lainnya adalah inflasi di Indonesia. Namun, Dody menjelaskan jika pemerintah terus berupaya menekan laju inflasi dan memastikan kelancaran logistik dan meningkatkan produktivitas industri.

Di tengah hambatan tersebut, Dody menyebut ekonomi Indonesia bergerak ke arah yang positif. Nilai ekspor sektor industri periode Januari-Juli tahun 2022 tercatat senilai US$ 119,4 Miliar. Angka ini tumbuh 24% dari periode yang sama di tahun lalu.




(das/das)

Hide Ads