Jakarta -
Pabrik pesawat pelat merah PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI menjajaki kerja sama produksi dengan pabrik pesawat terkemuka Eropa, Airbus. Kedua perusahaan akan bekerja sama untuk memproduksi komponen aerostruktur helikopter dan pesawat militer dengan Airbus.
Sejalan dengan kerja sama itu, Duta Besar Indonesia untuk Spanyol Muhammad Najib mengunjungi pabrik Airbus di Sevilla, Spanyol. Di pabrik itu menurut Najib ada napak tilas PTDI yang diabadikan sebagai tugu peringatan.
Dia bercerita pabrik Airbus di Sevilla pada awalnya merupakan pabrik pesawat besutan CASA, perusahaan pelat merah Spanyol. CASA pernah bekerja sama dengan PT Nurtanio, kelak menjadi PT Dirgantara Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kompleks ini dulu adalah milik CASA Spanyol, CASA itu industri pesawat milik pemerintah Spanyol yang bekerja sama dengan PT Nurtanio. PT Nurtanio kemudian berubah nama jadi PTDI," ungkap Najib dalam siaran video di akun YouTube Wisma Duta RI Madrid, dikutip Selasa (14/9/2022).
Nah salah satu prestasi luar biasa kerja sama CASA dengan PTDI pada waktu itu adalah produski pesawat CN 235. Prototipe pesawat tersebut sampai saat ini masih dipajang di pintu masuk pabrik Airbus di Sevilla sampai saat ini.
Pasalnya, pesawat tersebut pernah diproduksi langsung di Spanyol dengan kerja sama CASA dan PTDI yang pada saat itu bernama PT Nurtanio.
"Di belakng ini ada (prototipe) CN 235 yang kemudian jadi tugu dan diletakkan di pintu masuk dari industri pesawat Airbuss saat ini," ungkap Najib.
Seiring dengan itu CN 235 tak diproduksi lagi setelah akuisisi yang dilakukan tahun 2001. Sudah ada generasi baru dari CN 235 yang diproduksi di Sevilla.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik
Meskipun begitu, CN 235 masih diproduksi oleh PTDI di Indonesia. Bahkan, menurut Najib, masih banyak sekali negara yang berminat pada pesawat tersebut. Mulai dari Filipina, Thailand, dan beberapa negara Asia Tenggara Lainnya. Uni Emirat Arab dan beberapa negara Afrika berminat mendatangkan pesawat CN 235.
Kunjungan Najib dilakukan untuk melihat produksi pesawat di pabrik Sevilla. Dia bilang Indonesia juga memesan beberapa jenis pesawat Airbuss untuk keperluan militer dari pabrik tersebut.
"Indonesia juga memesan beberapa jenis pesawat Airbuss untuk keperluan militer dan sekarang sedang diproduksi. Karena itu saya melihat kondisi di lapangannya kemudain berkolaborasi," ungkap Najib.
Pesan buat PTDI
Najib menitip pesan agar PTDI tetap mengembangkan produk pesawatnya. Hal itu bisa dilakukan dengan berkolaborasi dan memproduksi desain baru sesuai keperluan dalam negeri. Untuk pasar internasional, menurutnya PTDI bisa mengincar ceruk pasar kebutuhan pesawat di negara-negara berkembang.
"Artinya masih ada ruang dan pasar spesifik tertentu yang bsia diraih di luar pemain besar seperti Airbuss dan Boeing," sebut Najib.
Dia juga mengatakan semua pihak harus kembali mengembangkan teknologi. Penguasaan teknologi adalah bagian tak terhindarkan dari kompetisi global saat ini dan seterusnya.
"Penguasaan teknologi tak hanya tingkatkan kemampuan sumber daya manusia tapi juga kompetisi di dalam masalah ekonomi. Karena penguasaan teknologi mampu menimbulkan daya kemampuan saing ekonomi dan tingkatkan kesejahteraan," ungkap Najib.
Lebih dari itu, teknologi mampu meningkatkan kemampuan militer dan berimplikasi dengan kemampuan atau negosiasi politik.