Produk farmasi Indonesia kembali diminati pasar internasional. Terbaru, produk obat-obatan asli buatan Indonesia diekspor ke sejumlah negara di Eropa.
Perusahaan farmasi Indonesia, Dexa Group lewat anak usahanya Ferron Par Pharmaceutical menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan Allgen Pharmaceutical & Generic B.V asal Belanda dan Bioton S.A dari Polandia. Penandatanganan kerja sama ini dilakukan di acara Trade Expo Indonesia yang juga disaksikan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
"Ekspor produk farmasi ke Belanda membuktikan bahwa PT Ferron Par Pharmaceuticals mampu meningkatkan kepercayaan pasar internasional dengan memproduksi produk dalam negeri yang terjamin keamanan, mutu, dan khasiatnya. Ekspor ini juga menunjukkan bahwa produk farmasi asal Indonesia
mampu bersaing dengan produk sejenis dari berbagai benua, termasuk Eropa sebagai tuan rumah," tutur Direktur Utama PT Ferron Par Pharmaceuticals, Benny Sutisna Suwarno dalam keterangan resminya, Jumat (21/10/2022).
Dexa Group melakukan penetrasi pasar ke Belanda sejak tahun 2018 melalui produk Glucient SR. Sebelum masuk Belanda, produk tersebut sudah lebih dahulu diterima oleh pasar Inggris dan mendapatkan sambutan positif. Dexa Group kemudian melihat peluang dagang ke negara-negara Eropa lainnya.
"Kita berharap di Belanda, kita juga bisa berkembang, dimulai tahun depan sehingga bisa merambah ke negara-negara lain. Partner kita dari Allgen juga punya ambisi yang sama, juga ingin penetrasi ke negara-negara Eropa lain untuk produk kita ke Luxembourg, Belgia," ujar Benny.
Direktur Allgen Pharmaceutical & Generic B.V, Paul van Sprang menjelaskan alasan perusahaannya
memilih Ferron sebagai mitra. Menurut Paul, Ferron memiliki produk yang belum ada di pasar Belanda.
"Mayoritas produk Metformin di Belanda adalah instant-release, jadi kami memilih produk berbeda yang diproduksi oleh Ferron. Ferron adalah perusahaan terbaik
yang mengembangkan produk ini, itulah mengapa kami memilih Ferron," ungkap Paul.
Produk Glucient ini merupakan obat anti-diabetes dengan teknologi lepas lambat atau sustained-release. Berbeda dengan produk instant-release yang harus dikonsumsi
hingga 3 kali sehari, produk berteknologi sustained-release dapat dikonsumsi cukup satu kali sehari bagi diabetesi.
Pada hari yang sama, PT Ferron Par Pharmaceuticals juga menandatangani kerja sama dengan perusahaan asal Polandia, Bioton S.A dalam acara Indonesia - Central & Eastern European (INACEE) Business Forum 2022. Bioton S.A
merupakan perusahaan terkemuka untuk Bioteknologi yang terkait dengan pengobatan Diabetes Melitus tipe II.
Dexa akan memasok obat-obatan ke Polandia yang merupakan bagian dari wilayah Eropa Timur. Kerja sama antara Ferron dengan Bioton sudah diinisiasi sejak 2015 dan dilakukan ekspor perdana produk Avamina SR di tahun 2019. Penandatanganan kali ini adalah untuk mengafirmasi kembali kerja sama post-pandemic. Bioton S.A diwakili oleh President of the Management Board, Jeremy Launders dan Members of Management Board, Adam Polonek, kemudian dari PT Ferron Par Pharmaceuticals diwakili oleh Commercial Director, Johannes Suthya.
"Setelah diterima dengan sangat baik oleh pasar Inggris, Ferron melihat peluang di Polandia. Berdasarkan data World Bank, prevalensi diabetes Polandia pada tahun 2011 di angka 9%, jauh di atas Inggris yang berada di angka 5,2%. Peluang ini dimanfaatkan oleh Ferron untuk masuk ke pasar Polandia melalui obat antidiabetes dengan merek dagang Avamina SR. Avamina SR merupakan produk metformin asal Indonesia yang pertama kali masuk ke pasar Polandia," papar Johannes.
Simak Video "Video: Legislator Sebut RI Bisa Rugi Triliunan Jika Salah Tata Kelola Karbon"
(zlf/zlf)