Tim Kemnaker Periksa Pemicu Bentrokan Maut Pekerja di PT GNI

Tim Kemnaker Periksa Pemicu Bentrokan Maut Pekerja di PT GNI

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 18 Jan 2023 17:17 WIB
Employees react amid the chaos as Chinese and Indonesian workers clash at a nickel smelter in Morowali, Sulawesi, Indonesia in this undated social media video released January 16, 2023. Revi Limbong via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT
Foto: REUTERS/Revi Limbong

Haiyani mengatakan, sebagai tindak lanjutnya, Tim Kemnaker bersama Disnaker Provinsi Sulteng, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Morowali Utara, perusahaan, serta Serikat Pekerja akan menyusun langkah-langkah perbaikan ke depan.

Ia juga menambahkan, kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi dunia ketenagakerjaan di masa mendatang. Haiyani menegaskan, pihaknya akan terus memantau pelaksanaan perbaikan dari manajemen perusahaan atas sejumlah temuan dari timnya itu.

"Kami ingin agar kejadian serupa tidak terjadi lagi dan tercipta hubungan industrial yang harmonis di PT GNI," pungkas Haiyani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai tambahan informasi, beberapa waktu belakangan terjadi bentrok karyawan perusahaan smelter nikel PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) di Morowali Utara.

Buntut dari kerusuhan ini, dua pekerja meninggal dunia yakni masing-masing 1 WNA dan 1 WNI. Tidak hanya itu, aktivitas perusahaan pun turut terhenti.

ADVERTISEMENT

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah sebelumnya sempat menyampaikan, kericuhan disebabkan oleh permasalahan ketenagakerjaan yang dituntut oleh perwakilan SPN. Di antaranya tuntutan soal K3, pengupahan dan PHK sehingga anggapan bahwa kerusuhan ini dipicu oleh keberadaan tenaga kerja asing tidaklah benar.

"Sebagian tuntutan pekerja telah diterima dan akan dipenuhi perusahaan. Namun kami tetap melakukan penelusuran, mediasi, dan pemeriksaan bersama Disnaker setempat," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Head of Human Resources and General Affairs PT GNI Muknis Basri Assegaf menyampaikan, pada insiden ini terjadi penyerangan terhadap karyawan hingga aksi penjarahan.

Ia menyampaikan, penyerangan terjadi saat jam operasional pabrik berlangsung sehingga aktivitas terhenti dan menimbulkan kerusakan parah.

Sedangkan aksi penjarahan terjadi di 100 mess karyawan tenaga kerja lokal, perempuan dan tenaga kerja asing. Dalam kejadian ini, sekitar 6 alat berat dan kendaraan operasional milik perusahaan rusak terbakar.


(dna/dna)

Hide Ads