Penjualan Mobil RI Ditargetkan 2 Juta Unit di 2030, Bagaimana Caranya?

Penjualan Mobil RI Ditargetkan 2 Juta Unit di 2030, Bagaimana Caranya?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 23 Feb 2023 15:58 WIB
Ratusan mobil diparkir untuk siap di eksport di Pelabuhan Internasional Patimban, Subang, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021). Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan telah melaksanakan serah terima pengelolaan aset Pelabuhan Patimban pada PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI).
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Industri otomotif Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Kasubdit Industri Alat Transportasi Darat Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian Dodiet Prasetyo mengatakan, industri otomotif Indonesia tumbuh 10,67% pada 2022.

"Tahun kemarin pertumbuhan (industri otomotif) 10,67%. Jauh di atas pertumbuhan ekonomi 5,31%, atau sektor industri 5,01%," katanya dalam Workshop Tancap Gas Kejar Target Pasar Mobil 2 Juta Unit di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023).

Oleh karena itu, ia yakin target penjualan mobil akan mencapai 2 juta unit sesuai target pada 2030. Apalagi ada 23 pelaku industri yang akan mendukung hal tersebut. Pada 2022, penjualan mobil RI kurang lebih 1 juta unit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemainnya sangat banyak roda 4 ini, ada sekitar 23 perusahaan dengan kapasitas produksi 2,3 juta. Artinya lebih dari target 2 juta unit," lanjutnya.

Hal senada disampaikan pengamat otomotif LPEM Universitas Indonesia (UI) Riyanto. Menurutnya target penjualan 2 juta unit bisa tercapai pada 2030 dengan sejumlah catatan, misalnya, setiap 150 orang Indonesia harus membeli 1 unit mobil.

ADVERTISEMENT

Atau rata-rata pendapatan orang Indonesia naik menjadi US$ 6.400 atau Rp 97 juta per tahun (kurs Rp 15.200). "Dari 150 orang, setiap 1 orang beli mobil," tuturnya.

Namun, Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandi mengungkap sejumlah tantangan industri otomotif, misalnya terkait dengan kenaikan inflasi. "Inflasi, perang, menyebabkan biaya-biaya meningkat. Harga besi meningkat, bahan bakar, termasuk harga baterai meningkat," ujarnya.

Tetapi ia optimistis target 2 juta unit tetap bisa tercapai. Apalagi Indonesia memiliki keuntungan dari segi populasi. "Pemilikan mobil di Indonesia masih kecil, dan ada potensi naik lagi, dengan populasi yang meningkat," pungkasnya.

(ara/ara)

Hide Ads