Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan penerima subsidi konversi kendaraan listrik tidak memiliki masalah terhadap kendaraannya. Motor konvensional yang mau dikonversi menjadi motor listrik tidak boleh barang curian dan harus sudah bayar pajak.
Hal itu ditekankan oleh Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan Sripeni Inten Cahyani. Untuk memastikan bukan barang curian, masyarakat yang mau dapat subsidi konversi kendaraan listrik harus membawa motornya terlebih dahulu ke Samsat.
"Jadi si konsumen atau peminat diharapkan untuk melakukan cek fisik dulu ke Samsat terdekat, karena apa? Khawatirnya konversi ini dipakai untuk pemutihan motor-motor yang curian. Ke Samsat terlebih dahulu untuk menyatakan bahwa 'oh motornya benar kok, ini nomor rangkanya benar, nggak curian," katanya dalam acara dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Senin (29/5/2023).
Masyarakat yang mau mendapat subsidi konversi motor listrik juga harus memastikan bahwa motornya sudah lunas dalam membayar pajak kendaraan bermotor.
"Orang dapat insentif dari pemerintah masa malah belum bayar pajak. Itu juga bagian dari persyaratan," ucapnya.
Sripeni mengajak masyarakat untuk konversikan kendaraan konvensionalnya menjadi kendaraan listrik guna merasakan sensasi yang berbeda dalam berkendara. Pendaftaran bisa dilakukan melalui ebtke.esdm.go.id/konversi.
Melalui website tersebut, masyarakat bisa mengetahui bengkel terdekat yang sudah bermitra dengan pemerintah untuk mengkonversikan kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik. Tercatat sampai Maret 2023 ada 21 bengkel terdaftar.
Dengan adanya subsidi dari pemerintah sebesar Rp 7 juta, masyarakat yang ingin mengkonversikan kendaraan konvensional menjadi motor listrik hanya perlu merogoh kocek Rp 7-8 juta. Kesempatan ini cuma berlaku sampai Desember 2023.
"Siapa saja silakan mumpung pemerintah memberikan keterjangkauan. Kriterianya ada di motor minimum 110 cc, kalau umur (kendaraan) terserah. Dikonversi dengan motor listrik 2.000 watt, diharapkan performa motornya akan sama dengan motor BBM," jelas Sripeni.
(aid/ara)