Airlangga Resmikan Industrial Park di Kepri, Investasi Capai Rp 12 T!

Airlangga Resmikan Industrial Park di Kepri, Investasi Capai Rp 12 T!

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Senin, 05 Jun 2023 21:00 WIB
Airlangga Hartarto
Foto: dok. Kemenko Perekonomian

Lebih lanjut, Airlangga mengapresiasi semua pihak yang mendukung pemulihan ekonomi RI sehingga tumbuh lebih kuat. Ia menyebut ekspor dari kawasan industri Indonesia telah menjadi contoh yang baik bagi negara lain. Selain itu juga menjadi bukti rantai pasokan (supply chain) dari Indonesia dapat diandalkan setelah masa pandemi COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak negara kini melihat potensi Indonesia sebagai mitra yang andal dalam rantai pasokan," ungkap Airlangga.

Airlangga menegaskan ini adalah momen emas bagi Indonesia untuk merebut peran penting dalam rantai pasokan global. Menurutnya, Indonesia telah menonjol di forum G20 dengan SDM yang berkompeten dan pekerja keras. Selain itu, sektor energi Indonesia juga dianggap berbiaya relatif rendah dan terkendali, terutama dalam penggunaan gas.

ADVERTISEMENT

Karenanya dia mendorong peran regulator, terutama pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota untuk menciptakan iklim yang sehat bagi industri sehingga dapat beroperasi dengan baik.

Airlangga juga menekankan RI berhasil menjadi salah satu negara anggota G20 yang paling sukses dalam pemulihan ekonomi. Dikatakannya pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I tahun 2023 mencapai 6,9%. Jumlah ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan negara-negara G20 lainnya yang hanya sebesar 5%.

"Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa Indonesia telah mampu mengatasi dampak pandemi dengan baik," imbuh Airlangga.

Di sisi lain, Indonesia juga berhasil menurunkan tingkat inflasi dari 4,3% menjadi 4% pada bulan April lalu.

"Sementara negara-negara lain masih berjuang melawan inflasi, Indonesia justru berhasil mengendalikan inflasi dengan baik," tutur Airlangga.

Dia menyebut target inflasi tahun ini yaitu 3% dengan toleransi 1%, yang telah disesuaikan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurutnya target ini bisa dikatakan telah tercapai.

Secara perdagangan, kata dia, Indonesia telah mencatat surplus selama 36 bulan berturut-turut. Pada bulan April lalu, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 3,94 miliar. Namun, Purchase Manager Index (PMI) saat ini mengalami penurunan menjadi 50,3 akibat ketidakpastian perekonomian global.


(anl/ega)

Hide Ads