Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan ekonomi Indonesia pulih dengan cepat dari tekanan pandemi COVID-19. Capaian itu disebut bukan semata-mata faktor keberuntungan (luck).
Sri Mulyani mengatakan kerja sama yang solid dan sangat baik dari seluruh pihak menjadi modal besar saat menghadapi guncangan pandemi COVID-19.
"Indonesia menjadi salah satu negara yang dapat pulih dari tekanan pandemi COVID dengan cepat dibandingkan mayoritas negara-negara lain di dunia," kata Sri Mulyani saat penyampaian kerangka kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) 2024 dalam rapat paripurna DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (19/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pencapaian ini bukan merupakan suatu kebetulan atau semata-mata faktor luck," tuturnya lagi.
Seperti diketahui, dampak pandemi COVID-19 membuat aktivitas ekonomi di seluruh dunia termasuk Indonesia mengalami kontraksi. Pada 2020 ekonomi Indonesia terkontraksi 2,07%, meskipun diklaim jauh lebih moderat dibandingkan negara-negara lain.
"Filipina minus 9,5%, Thailand minus 6,2%, Malaysia minus 5,5% dan Singapura minus 3,9%," beber Sri Mulyani membandingkan.
Selain kontraksi yang lebih kecil, perekonomian Indonesia juga disebut mampu pulih cepat dan kuat, di mana pada 2021 ekonomi kembali tumbuh 3,69%. Pemulihan pun berlanjut hingga 2022 dengan pertumbuhan 5,3% dan kuartal I-2023 5,03%.
"Saat ini ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjaga. Pertumbuhan kuartal I-2023 pada level 5,03% menunjukkan bahwa resiliensi perekonomian Indonesia sangat baik," ucap Sri Mulyani.
Selain itu laju inflasi juga mengalami penurunan 4,33% per April 2023. "Pertumbuhan ekonomi dan inflasi Indonesia merupakan salah satu yang terbaik tidak hanya di ASEAN, namun juga di G20," tutur Sri Mulyani.
(aid/ara)