Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyebut penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle) tidak cukup untuk menurunkan polusi udara di Indonesia. Pasalnya, langkah ini hanya mampu menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) hingga 50%.
Erick menjelaskan, pengguna BBM bukan hanya perorangan, tetapi juga banyak dari industri khususnya petrokimia. Industri ini memproduksi berbagai kebutuhan utama masyarakat mulai dari baju, obat-obatan, hingga botol plastik.
"Dengan populasi Indonesia 280 juta dan daya beli meningkat karena ekonomi kita naik terus. Artinya apa? tidak cukup dengan hanya mengintervensi motor-mobil listrik, kalau 50% pun tetap BBM," kata Erick dalam acara Pertamina Energizing Your Action di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (17/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, menurutnya penggunaan kendaraan listrik ini juga tidak akan mengurangi besaran impor BBM lantaran penggunaannya masih tinggi dari sisi industri. Selain mengeluarkan kebijakan untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik, pemerintah juga mendorong penggunaan transportasi publik lewat peningkatan integrasi antarmoda.
"Kita pemerintah juga peduli dengan itu. Contoh kalau kami di BUMN sudah membangun menyambungkan tempat tinggal dan kereta api, contohnya sekarang ada perumahan milenial," ujarnya.
Meski demikian, menurutnya kedua langkah ini belum cukup untuk dapat menurunkan penggunaan BBM danpolusi udara. Karena itulah, saat ini PT Pertamina (Persero) mendorong pengembangan biofuel berbahan dasar tebu.
"Kita sedang dorong dengan Pertamina yang namanya biofuel. Yang namanya industri mobil combustion engine, ya itu mesin nih yang pakai BBM, nggak mungkin hilang. Market ekonominya itu US$ 46 miliar. Artinya tidak semua negara akan mengikuti policy motor dan mobil listrik," ujarnya.
Adapun salah satu negara yang telah berhasil mengembangkan penggunaan biofuel adalah Brasil. Dalam hal ini, negara itu telah menggunakan skktar 57-67% dari total kebutuhan bahan bakarnya. Oleh karena itu, dalam waktu dekat ini pihaknya akan segera melakukan uji coba biofuel di Surabaya.
Dengan ketiga upaya ini, harapannya dapat menurunkan penggunaan BBM fosil di tanah air, sehingga juga nantinya polusi udara di Indonesia bisa jauh berkurang.
"Makanya Indonesia berpikir hanya 50% aja udah hebat. Ditambah perbanyak publik transportasi. Di tambah yang namanya solusi biofuel. Dari gula dijadikan bensin, itu bisa (turunkan polusi)," pungkasnya.
(ara/ara)