PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) menyatakan akan segera memulai proyek pembangunan pabrik pupuk baru di kawasan industri Fakfak, Papua Barat. Adapun nilai investasinya tembus hingga US$ 1 miliar atau setara Rp 15 triliun (kurs Rp 15.000/US$).
Dengan nilai investasi sebesar itu, PKT memastikan pembangunan proyek strategis nasional (PSN) berupa kawasan industri pupuk di Fakfak Papua Barat ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan 825 ribu ton per tahun untuk amonia.
Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi mengatakan, dari proyek ini pihaknya mengharapkan adanya pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar, serta terjadinya pemerataan pembangunan khususnya di wilayah Indonesia Timur.
"Jika semuanya berjalan dengan lancar, maka pembangunan pabrik ini akan mengantarkan industri pupuk nasional kita menjadi yang terbesar di Asia Pasifik. Ini juga yang menjadi cita-cita PKT sebagai penyokong ketahanan pangan nasional sekaligus mengharumkan nama Indonesia di kancah global," ujarnya, salam keterangan tertulis, dikutip Minggu (16/7/2023).
Rahmad mengatakan, pihaknya sangat bangga karena pada Jumat (14/7/2023) kemarin, Wakil Presiden, K.H Ma'ruf Amin, didampingi Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, hadir langsung di kawasan industri Fakfak untuk meninjau area yang nantinya akan menjadi lokasi pembangunan pabrik baru PKT.
Saat ini, proses pembangunan pabrik PKT memang masih dalam tahap yang sangat awal. Meski begitu, PKT sudah mengamankan beberapa infrastruktur pendukung, salah satunya untuk pasokan gas yang sudah dipastikan akan didapat dari Genting Oil Kasuri Pte.Ltd (GOKPL). Sumber gas yang dipasok untuk proyek pembangunan ini akan diambil dari Lapangan Asap, Merah dan Kido (AMK) di Kasuri, Papua Barat.
"Dengan beroperasinya pabrik baru ini nanti, PKT siap mendukung ketahanan pangan bagi Indonesia dengan penyediaan 4,5 hingga 5 juta ton atau pemenuhan sekitar 70 hingga 80% kebutuhan nasional," imbuhnya.
Terlepas dari itu, kehadiran pabrik baru ini juga diproyeksikan akan memberi kontribusi positif pada pendapatan negara. Potensi pendapatan negara dari pajak penghasilan perorangan diperkirakan akan mencapai Rp 20 miliar per tahun.
Kemudian ada juga potensi kontribusi pertumbuhan ekonomi domestik melalui porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di proyek ini mencapai Rp 10 triliun. Potensi pendapatan daerah pun diprediksikan akan menyumbang hingga Rp 15 miliar per tahun.
"Selama durasi pembangunan proyek, kami memperkirakan penyerapan tenaga kerja ribuan orang saat masa puncak konstruksi dan sebanyak 400 orang saat operasional. Proyek ini pun diharapkan bisa mendorong tumbuhnya bisnis pendukung kawasan. Sebagaimana praktik-praktik pemberdayaan masyarakat yang telah sukses dilakukan di Bontang, PKT berharap bisa melakukan hal serupa di Fakfak," jelas dia.
(kil/kil)