Latif menerangkan, di sektor pertanian pihaknya mendorong adanya satu produk unggulan di tiap desa. Dalam jangka pendek, produk yang dihasilkan desa kemudian untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
"Kebutuhan perusahaan untuk beras, ikan, buah-buahan, sayur mayur segala macam itu dikembangkan di desa-desa yang ada di Pulau Obi melalui kelompok tani dan BUMDes. Kita bina mulai dari pelatihan, penyediaan input dan juga termasuk pemasaran," jelasnya.
Saat ini, kata dia, sudah ada 15 kelompok tani yang telah dibina dan menciptakan 588 pekerjaan baru di desa. "Transaksi per bulan Juni kemarin ada Rp 12,3 miliar per bulan, masyarakat yang lokal menjadi supplier ke perusahaan," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bidang UMKM, perusahaan melakukan pembinaan terhadap kelompok ibu-ibu untuk memproduksi keripik pisang. Kemudian, perusahaan juga memberikan ruang bagi UMKM mengembangkan minimarket Hop Mart dan Nyala Cafe.
"Tahun lalu 18 anggota itu sudah melakukan meeting tahunan dan ada Rp 280 juta yang dibagikan kepada anggota sebagai saham. Ada yang dapat Rp 40 juta, ada yang Rp 30 juta, Rp 25 juta dan ini impact langsung bagaimana ibu-ibu ini membantu keluarganya meningkatkan ksejahteraan," terangnya.
(acd/rrd)