Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan bahwa Bangladesh mau memesan gerbong kereta api lagi dari Indonesia. Ia mengatakan hal itu menjadi pembahasan saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke China pada awal Oktober lalu.
"Salah satu pertemuan kemarin pada saat agenda Belt and Road Forum for Internasional Cooperation di China ketika saya mendampingkan Bapak Presiden, itu bersama pertemuan dengan negara Bangladesh. Itu salah satunya mereka (mengatakan) memerlukan gerbong-gerbong kereta api yang dibuat di Indonesia," ungkap Erick di Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu (28/10/2023).
Erick menjelaskan, tingginya minat Bangladesh terhadap gerbong kereta api produksi Indonesia adalah tanda Indonesia menjadi salah satu pemain utama di industri perkeretaapian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, Erick menjelaskan saat ini Indonesia perlu menggandeng kolaborasi dengan berbagai negara yang industri kereta apinya sudah maju. Dua di antaranya adalah Jepang dan China.
"Nah artinya apa? Tentu proses pembelajaran ini juga bisa menciptakan kita menjadi negara industri kuat di kereta api. Nah karena itu sekarang kita dorong ada 2 ekosistem, satu ekosistem yang selama ini kita bekerja sama dengan Jepang, kereta api biasa. Lalu juga ada ekosistem kereta cepat dengan China," jelasnya.
Dengan kerja sana tersebut, Erick pun berharap Indonesia di masa yang akan datang bisa mandiri dan menciptakan kereta api sendiri. Tidak bergantung lagi terhadap China maupun Jepang
"Tetapi ujungnya kita dapat apa? Yaitu kita harus bisa bikin kereta api itu sendiri ke depan. Nah ini yang kita dorong secara bersama," imbuhnya.
Sebelumnya, berdasarkan catatan detikcom, Bangladesh diketahui sudah beberapa kali memesan gerbong kereta api dari Indonesia.
Pada 2017, PT INKA menjadi pemenang tender dalam pengadaan 250 kereta penumpang untuk Bangladesh Railway pada 2017 dengan total nilai kontrak sebesar US$ 100,89 juta.
Pengadaan kereta tersebut terdiri dari 200 kereta tipe MG dan 50 kereta tipe BG. Sebanyak 50 kereta tipe BG sudah mulai dikirim pada awal 2019.
Pada 2016, INKA juga telah mengekspor 150 unit gerbong dengan nilai kontrak senilai US$ 72,39 juta dan 50 unit sebelumnya pada 2006 dengan nilai kontrak sebesar US$ 13,8 juta
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro pun memaparkan strategi BUMN produsen kereta tersebut hingga dapat memasuki pasar global. Salah satunya adalah melakukan ekspor kereta penumpang hingga ke Bangladesh.
Untuk bisa memasuki pasar global, Budi menjelaskan bahwa perusahaan terus mengikuti lelang dan memenangkan tender. Bahkan, pihaknya harus memasang tarif harga yang lebih rendah dari perusahaan kereta di China agar bisa bersaing di pasar global.
"Kami gunakan pada lelang, ada 'expo' di mana pun kapan pun, kami ikuti terus, harga kami jaga terus sehingga berapa pun harga China, kami harus lebih murah. Memang agak berdarah-darah karena harga China lebih murah, tapi masalah harga harus lebih murah," kata Budi dikutip dari Antara, Jakarta, Sabtu (10/10/2020).
(eds/eds)