Menhub Akui Pembelian Motor Listrik Subsidi Jauh dari Target, Ini Datanya

Menhub Akui Pembelian Motor Listrik Subsidi Jauh dari Target, Ini Datanya

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 29 Nov 2023 14:35 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi meninjau lokasi pembangunan bandara dan pelabuhan di IKN
Foto: Shafira Cendra Arini/Detikcom
Jakarta -

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui bahwa program insentif kendaraan listrik masih jauh dari target pemerintah. Berdasarkan data realisasi per September 2023, tercatat baru ada sebanyak 66.000 motor listrik baru dan 191 motor listrik konversi.

Adapun untuk tahun 2023 ini, pemerintah menargetkan program ini dapat menghasilkan sebanyak 200 ribu unit motor listrik baru. Sementara untuk motor konversi BBM ke listrik ditargetkan bisa tembus sebanyak 50 ribu unit.

"Hingga september 2023 berdasarkan jumlah SRUT (Sertifikat Registrasi Uji Tipe) yang terbit, terdapat 66.000 sepeda (motor) listrik dan 191 motor konversi listrik dari 29 bengkel tersertifikasi. Data tersebut tentunya masih jauh dari target pemerintah," kata Budi, dalam sambutannya melalui video tapping, di acara Inabuyer EV EXPO 2023, di SMESCO, Jakarta Selatan, Rabu (29/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, lewat program pemberian insentif kendaraan bermotor listrik tersebut, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 7 juta per unit untuk pembelian motor listrik baru dan Rp 7 juta per unit untuk konversi. Oleh karena itu untuk mencapai target yang telah ditetapkan, menurutnya dibutuhkan kerja sama dan upaya lebih besar dari seluruh stakeholder.

Selain pemberian insentif, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 7 tahun 2022 untuk mendorong percepatan implementasi penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas pemerintah pusat maupun daerah.

ADVERTISEMENT

"Ini sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan transportasi ramah lingkungan sebagaimana pun Indonesia telah berkomitmen lewat Nationally Determined Contribution (NDC) untuk penurunan emisi gas rumah kaca (GRK)," imbuhnya.

Di sisi lain, Indonesia sendiri punya potensi besar untuk menjadi pemain besar dunia dalam industri EV. Budi menyampaikan, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama untuk investasi di sektor industri otomotif. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara produsen otomotif terbesar kedua setelah Thailand.

"Diharapkan ini bisa menjadi peluang untuk memaksimalkan utilisasi dari kapasitas produksi, industri kendaraan bermotor listrik dalam negeri, dan guna mewujudkan target industri otomotif dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional," pungkasnya.

(shc/rrd)

Hide Ads