Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan perkembangan terkini kasus meledaknya tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah yang menewaskan 19 orang. Kemenperin tengah berkoordinasi secara intens dengan Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi mengatakan, Kemenperin juga sudah menerjunkan tim ke lokasi PT ITSS.
"Nah saat ini Tim Kemenperin sedang berkoordinasi intens dengan Pusat Laboratorium Forensik Polda Sulawesi Tengah. Jadi seperti prosedur pada umumnya, apabila terjadi insiden maka kepolisian, dalam hal ini Polda Sulteng menurunkan tim Pusat Laboratorium Forensik," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (28/12/2023).
Andi menambahkan, pihaknya juga masih memantau perkembangan terkait hasil olah TKP di lapangan. Olah TKP dilakukan tim Pusat Laboratorium Forensik Polda Sulawesi Tengah.
"Kami dari Kementerian di Jakarta masih terus memantau perkembangan terkait dengan hasil olah TKP atau penyelidikan yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik Polda Sulawesi Tengah," tambahnya.
"Mungkin nanti setelah ada hasil penyelidikan, mungkin dari Kemenperin akan memberikan rilis dengan Polda Sulawesi Tengah," lanjutnya.
Sebelumnya, Kemenperin menyampaikan keprihatinan atas kecelakaan kerja yang terjadi di pabrik pengolahan nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS). Smelter nikel ini merupakan salah satu tenant yang beroperasi di Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.
"Kami menghaturkan rasa duka cita yang mendalam bagi para keluarga korban. Diharapkan, perusahaan dapat memastikan terpenuhinya hak-hak karyawan yang menjadi korban, baik yang meninggal maupun luka," kata Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif dalam keterangannya, Senin (25/12/2023).
Febri menegaskan, pemerintah termasuk Kemenperin akan mengirim tim ke lokasi. Oleh karenanya, Kemenperin proaktif melakukan koordinasi dengan PT ITSS dan pihak-pihak terkait dalam upaya cepat penanganan kecelakaan kerja tersebut.
"Kami mendapat laporan bahwa pasca-kecelakaan ini, para korban ditangani dengan baik. Kami juga berharap agar perusahaan dapat kooperatif dengan tim investigasi kecelakaan kerja yang diturunkan ke lokasi. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi," paparnya.
Febri menyampaikan, hasil inspeksi dari tim investigasi tersebut, selain untuk mengetahui penyebab musibah di PT ITSS, juga dapat menjadi evaluasi dari perusahaan untuk lebih baik lagi dalam pengawasan dan pengendalian terkait penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). "Jadi Standard Operating Procedure (SOP) benar-benar dijalankan dengan benar, termasuk yang berkaitan dengan pekerjanya dan teknologi yang digunakan," tuturnya.
(ily/ara)