Sebab dengan demikian harapan meningkatkan nilai ekonomi Indonesia hingga menciptakan lapangan kerja baru benar-benar bisa tercapai, tak sebatas tanda tangan nota kesepahaman dan seremonial.
"Kehadiran kami di Komisi VII pada Hannover Messe memonitor untuk target-target itu tercapai. Saya pikir kata kuncinya target (investasi yang tereksekusi), bukan sebatas berapa MoU kerjasama yang tercapai," kata politisi Partai Golkar tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fase di pasca MoU ini yang diwanti-wanti Komisi VII DPR RI harus juga benar-benar dikawal sampai jadi. Tentu ini masih menjadi isu yang klise, dimana soal isu perizinan, approval dan realisasi kontrak MoU yang butuh waktu lama masih menjadi soal.
"Perlu dipahami, Kemenperin sebetulnya kementerian fasilitator industri masuk. jadi harapan kita kementerian teknis, seperti kementerian ESDM dan kementerian teknis lainnya yang memang menjadi ujung tombak perizinan bisa melakukan proses izin yang lebih cepat," lanjut Maman.
![]() |
Ia juga memaparkan isu menarik terkait Volkswagen, perusahaan manufaktur dan produsen otomotif asal Jerman. Dimana Volkswagen sejatinya sudah bekerjasama panjang dengan beberapa perusahaan, semisal Vale, dan mitra di Indonesia, lalu ada keterkaitan lisensi perizinan di kementerian teknis.
"Kami di Komisi VII juga ingin mendorong untuk ikut jadi percepatan. Jadi tidak ada gunanya MoU investasi yang ditandatangani yang proses perizinan itu lambat. Jadi kehadiran kami di Komisi VII akan masuk di hal itu, dan itu bolanya sudah bukan lagi di Kemenperin tetapi ada di Kementerian teknis lainnya," Maman menandaskan.
Lihat juga Video 'Ada Charger Mobil Listrik hingga Masjid Unik di Rest Area KM 379':
(ang/ang)