3 Kelebihan Pabrik Anoda China di Kendal yang Diresmikan Jokowi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 08 Agu 2024 08:59 WIB
Foto: Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium di Kendal Jateng (Dok. Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Pabrik bahan baterai anoda di Kendal, Jawa Tengah, baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pabrik tersebut dibesut langsung oleh perusahaan China, PT BTR New Energy Material.

Pabrik yang diresmikan ini adalah pembangunan tahap 1 dengan produksi mencapai 80 ribu ton bahan anoda per tahun. Investasinya sendiri mencapai US$ 478 juta atau sekitar Rp 7,72 triliun.

Dengan adanya pabrik ini ekosistem hilirisasi kendaraan listrik di Indonesia diklaim mulai terwujud rupanya.

"Jadi yang kita impikan sebuah ekosistem besar kendaraan listrik yang kuat dan terintegrasi satu per satu mulai kelihatan," tegas Jokowi saat meresmikan pabrik bahan baterai di Kendal, disiarkan virtual, Rabu (7/8/2024).

Berikut ini 3 kelebihan pabrik anoda tersebut:

1. Dibangun Cuma 10 Bulan
Menurut Jokowi, pihak BTR dari China mampu membangun pabrik dalam waktu sangat cepat. Baru 10 bulan lalu komitmen investasi diteken di Beijing, namun kini pabrik sudah berhasil dibangun di Indonesia.

Jokowi mengatakan kecepatan pembangunan ini menjadi bukti kemajuan Indonesia. Menurutnya, negara yang cepat saat ini akan mengalahkan negara yang lambat.

"Saya sangat menghargai kecepatan pembangunan pabrik ini. Baru 10 bulan yang lalu kita tanda tangan di Beijing, tahu-tahu pabriknya sudah jadi," ungkap Jokowi.

Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga hadir dalam peresmian pabrik tersebut, di China saja belum ada pabrik yang bisa dibangun dalam 10 bulan. Hal ini menunjukkan kecepatan Indonesia dalam melakukan kemajuan industri.

"Ini industri tercepat 10 bulan, tadi Bapak lihat tidak ada termasuk di China, tidak ada pabrik dibangun dalam waktu 10 bulan," beber Airlangga.

2. Pakai Limbah Bernilai Tinggi
Orang nomor satu di Indonesia itu juga mengatakan meskipun saat ini masih banyak barang yang diimpor untuk pembuatan anoda baterai di Kendal, dia yakin pabrik ini dapat menjadi lompatan bagi industri di Indonesia.

Jokowi memaparkan natural graphite yang digunakan di pabrik ini masih diimpor dari Afrika, namun artificial graphite sudah bisa diproduksi diambil dari kilang Pertamina di Riau. Dua bahan ini bisa dijadikan bahan anoda untuk membuat baterai.

Bahan anoda sendiri adalah komponen utama dari pembentuk baterai lithium. Bahan anoda bertindak sebagai sumbu negatif dalam sebuah baterai, sementara sumbu positifnya adalah katoda. Untuk katoda sendiri sudah bisa diproduksi dari pengolahan nikel yang sudah dilakukan di Indonesia.

Dengan adanya pabrik yang memproduksi anoda, bila Indonesia ingin membuat sebuah baterai saat ini cuma kekurangan lithium saja. Material lithium sendiri bisa diimpor dari Australia. Kemudian Indonesia juga sudah punya nikel yang bisa dijadikan katoda dan prekursor.

"Jadi terintegrasi semuanya, dan jadi barang setengah jadi kita akan jadi pemasok masuk ke global supply chain," tegas Jokowi.

Sebagai informasi, artificial graphite diperoleh dari pengolahan petroleum coke yang merupakan produk sampingan dari pengolahan minyak mentah, bisa dibilang petroleum coke adalah limbah yang memiliki nilai tinggi.

Petroleum coke yang diubah menjadi artificial graphite itu didapatkan langsung dari pengolahan minyak bumi di Kilang Pertamina Dumai, Riau.

3. Bisa Jadi 1,5 Juta Mobil Listrik
Menurut Jokowi, produksi 80 ribu ton anoda per tahun dapat dikonversi menjadi mobil listrik sekitar 1,5 juta unit.

Bila pabrik PT BTR sudah bisa beroperasi penuh produksinya bisa mencapai 160 ribu ton anoda, artinya per tahun Indonesia bisa mengkonversi 3 juta unit mobil listrik.

"Produksi 80 juta ton anoda ini kalau dijadikan ke mobil ini akan jadi 1,5 juta mobil listrik. Sangat besar sekali. apalagi ditambah 80 ribu produksi di industri ini maka akan jadi 3 juta mobil listrik per tahunnya. Ini sebuah jumlah yang besar sehingga kita akan jadi pemasok terbesar baik EV battery maupun kendaraan listriknya," papar Jokowi.




(hal/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork