Pemerintah meyakini Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia tahun 2024 bakal melejit lebih tinggi dari 2023. Diketahui, MVA atau nilai tambah manufaktur merupakan salah satu tolok ukur potensi B2B suatu negara.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan, MVA Indonesia mencapai US$ 255 miliar di tahun 2023. Ia optimistis, nilai tambah manufaktur Indonesia tahun ini akan jauh lebih tinggi.
"Tahun 2023, Indonesia mencatat nilai MVA, Manufacturing Value Added, sebesar 255 bilion dolar Amerika, 255 miliar dolar Amerika. Dan saya kira tahun 2024 kemungkinan angkanya nanti tercatat lebih tinggi dari 255 miliar dolar Amerika," kata Agus Gumiwang di Gedung Kemenperin, Jakarta, Jum'at (20/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada periode tersebut, Agus Gumiwang mengatakan MVA Indonesia masuk dalam urutan ke-12 dunia. Bahkan di tatar ASEAN, ia juga meyakini nilai tambah manufaktur Indonesia lebih unggul dari negara lainnya.
"Yang pasti tertinggi di ASEAN dan juga dari ranking keduanya cukup jauh. MVA ini menjadi salah satu cara untuk menilai seberapa baik pertumbuhan dari industri manufaktur yang ada di setiap negara," tegasnya.
Ke depan, Agus Gumiwang mengatakan akan terus mendorong pembangunan sumber daya manusia (SDM) industri dengan harapan mampu melahirkan wirausaha baru di industri yang pada titik tertentu mampu melahirkan nilai tambah dan lapangan kerja.
Di sisi lain, Agus Gumiwang juga mengungkap ada sebanyak 4,5 juta Industri Kacil Menengah (IKM), di mana 99,77% merupakan unit dari sektor industri. Ia juga menyebut IKM mampu menyerap 65,52 persen tenaga kerja di sektor industri.
"Perekonomian nasional dipengaruhi oleh IKM, ini sudah terbukti, dipengaruhi oleh peran industri kecil dan menengah yang menjadi tulang punggung industri nasional," tutupnya.
(fdl/fdl)