Mengintip Proses Remanufaktur Alat Berat dari Penerimaan hingga Pengujian

Mengintip Proses Remanufaktur Alat Berat dari Penerimaan hingga Pengujian

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 16 Jun 2025 16:28 WIB
Liebherr Indonesia
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Maraknya penerapan remanufaktur di industri alat berat menunjukkan keseriusan pelaku usaha dalam menekan biaya operasional, mengurangi limbah, dan memperpanjang usia pakai komponen. Salah satu fasilitas manufaktur di Indonesia baru-baru ini menerima kunjungan dari pihak akademisi untuk melihat langsung proses tersebut.

Selama kunjungan dua jam, peserta diajak meninjau langsung bagaimana proses remanufaktur dilakukan. Tahapannya mencakup penerimaan komponen, pembongkaran, kontrol kualitas, perakitan, hingga pengujian akhir sebelum dikembalikan ke pelanggan. Proses tersebut dijelaskan langsung oleh tim teknis perusahaan.

"Implementasi remanufacturing di Liebherr Indonesia sangat maju dan relevan dengan tantangan industri saat ini. Kami melihat bagaimana prinsip keberlanjutan diterapkan tidak hanya dalam proses produksi, tetapi juga dalam pengelolaan fasilitas secara keseluruhan. Kunjungan ini memberikan wawasan berharga bagi kami untuk pengembangan praktik serupa di dunia akademik," ujar Kepala Laboratorium Manufacturing Systems ITS, Maria Anitya Sari dalam keterangannya, Senin (16/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain melihat fasilitas, peserta juga mengikuti sesi diskusi mengenai standar dan praktik remanufaktur di industri. Mereka mendapatkan gambaran teknis serta tantangan dalam menjaga kualitas produk setara dengan barang baru.

Pihak perusahaan juga menekankan pentingnya kesinambungan antara teori dan praktik dalam proses manufaktur.

ADVERTISEMENT

"Agar sebuah sistem dapat berjalan dengan baik, penting untuk memastikan bahwa teori-teori yang dikembangkan oleh para akademisi benar-benar diaplikasikan secara langsung di lapangan. Teori dan praktik harus sejalan dan saling mendukung agar sistem dapat berfungsi secara efektif, efisien, dan mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu menghasilkan kualitas tertinggi yang setara dengan produk baru," ujar Prasetyo Stefanus, Remanufacturing Manager Liebherr Indonesia.

Manajemen perusahaan menyebut kunjungan tersebut sebagai bentuk kolaborasi penting antara industri dan institusi pendidikan.

"Kami sangat mengapresiasi kepercayaan yang diberikan oleh ITS, sebagai mitra yang ditunjuk pemerintah dalam pengembangan HS code remanufacturing, untuk menjadikan Liebherr Indonesia sebagai salah satu benchmark industri. Kami percaya bahwa kolaborasi seperti ini penting untuk memastikan bahwa standar yang dikembangkan benar-benar mencerminkan praktik terbaik di lapangan dan mendukung pertumbuhan industri remanufacturing yang berkelanjutan di Indonesia," ujar Firdaus Sjoekri, Managing Director Finance & Administration Liebherr Indonesia.

Pihak perusahaan menyatakan komitmennya untuk terus menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan dalam rangka mendorong inovasi dan pengembangan SDM di sektor manufaktur alat berat.

(fdl/fdl)

Hide Ads