×
Ad

Manufaktur RI Tarik Investasi Rp 185,4 T dan Serap 20 Juta Tenaga Kerja

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 19 Nov 2025 15:11 WIB
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Setia Diarta - Foto: Dirjen ILMATE, Kemenperin, Setia Dirta. (Retno Ayuningrum/detikcom)
Cikarang -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut sektor manufaktur atau Industri Pengolahan Non Migas (IPNM) berhasil menarik investasi Rp 185,4 triliun pada kuartalJ III 2025. Jumlah tersebut setara 37,73% total investasi nasional pada periode tersebut yang mencapai Rp 491,4 triliun.

Menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Kemenperin Setia Diarta, sektor manufaktur juga berkontribusi terhadap serapan 20,31 juta pekerjaan. Menurutnya hal in menunjukkan bahwa industri ini menjadi penggerak perekonomian nasional.

"Investasi industri pengolahan non-migas telah mencapai Rp 185,4 triliun atau 37,73% dari investasi nasional. Penyerapan tenaga kerja mencapai 20,31 juta orang per Agustus 2025 atau sekitar 13% dari total kerja tenaga kerja nasional," ujarnya dalam groundbreaking Pabrik Bosch di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (19/11/2025).

Kemudian, ekspor produk manufaktur Indonesia pada triwulan III 2025 telah mencapai US$ 60,25 miliar atau 81% terhadap total ekspor nasional. Sektor manufaktur sendiri berhasil tumbuh 5,58% pada periode tersebut.

Meski begitu, utilisasi industri pengolahan non migas masih berada di angka 59,28%. Pria yang akrab disapa Tata itu menilai hal tersebut justru menunjukkan terbukanya ruang untuk optimalisasi kapasitas produksi nasional.

"Selain itu, tingkat utilisasi industri pengolahan non-migas saat ini berada di angka 59,28% yang menunjukkan pada kita masih terbukanya ruang untuk optimalisasi kapasitas produksi nasional imbuhnya.

Terlebih optimisme pelaku industri masih positif berdasarkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan indeks Purchasing Managers Index (PMI). IKI tercatat berada di angka 53,5 pada bulan Oktober, sementara PMI berada di angka 51,2 yang menunjukkan bahwa keduanya masih ekspansif.

"Terlebih ketika kita melihat optimisme pelaku usaha industri yang memiliki kecenderungan ekspansif. Ini kami dasarkan pada dua data survei, pertama melalui indeks kepercayaan industri pada bulan Oktober yang ada di angka 53,5 dan indeks PMI pada bulan Oktober 2025 di angka 51,2 poin," tutup Tata.

Simak juga Video 'Membaca Pengaruh Purbaya Effect di Pasar Saham':




(kil/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork