Indonesia bekerja sama dengan perusahaan pertahanan besar asal Eropa, KNDS. Kepala Badan Teknologi Pertahanan (Batekhan) Kementerian Pertahanan Djoko Purwanto mengatakan kerja sama dengan KNDS telah menunjukkan hasil konkret dalam pengembangan teknologi pertahanan.
Hal itu disampaikan Djoko dalam kegiatan Defence Technology Forum 2025, yang menjadi wadah implementasi kerja sama strategis Indonesia-Prancis di sektor pertahanan.
"Kegiatan Defence Forum Teknologi ini merupakan implementasi dari kerja sama yang sudah dilaksanakan oleh Presiden Republik Indonesia dengan Presiden dari Prancis. Kami mencoba membuat suatu implementasi kerja sama khususnya dalam pengembangan teknologi pertahanan," ujar Djoko dalam keterangannya, Kamis (20/11/2025).
Melalui forum itu, Batekhan menelaah berbagai teknologi pertahanan yang dimiliki KNDS dan dinilai relevan untuk memenuhi kebutuhan alutsista Indonesia.
"Kami coba lihat teknologi-teknologi apa yang dimiliki oleh KMDS dan dapat memenuhi kebutuhan dari alutsista yang ada di Indonesia," kata Djoko.
Djoko menilai KNDS memiliki komitmen kuat untuk mendukung kemajuan teknologi pertahanan Indonesia, tidak hanya dalam bentuk pengadaan alutsista tetapi juga melalui transfer teknologi dan manufaktur.
"Saya lihat KNDS mempunyai niat baik untuk mengembangkan teknologi di Indonesia. Mereka tidak hanya dalam tanda kutip pengadaan alutsista, tapi mereka juga berpikir bagaimana transfer of manufaktur bisa dilaksanakan di Indonesia," ujar Djoko.
Beberapa industri pertahanan Indonesia sudah merasakan manfaat dari kerja sama tersebut. Djoko mencontohkan PT Pindad, yang telah menerima transfer teknologi dalam produksi amunisi, termasuk amunisi kaliber pesawat.
"Beberapa industri pertahanan seperti PT Pindad sudah menerima manfaat transfer of manufaktur, khususnya dalam munisi kaliber pesawat," jelas Djoko.
Chief Representative KNDS Indonesia Thomas Gerard menegaskan komitmen perusahaannya untuk memperkuat kemitraan strategis dengan Indonesia, khususnya di bidang industri pertahanan. Thomas mengatakan KNDS telah memiliki hubungan panjang dengan Indonesia.
"Partnership ini dengan Indonesia adalah strategis untuk KNDS. Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada Kemhan dan TNI atas partnership yang kami percaya selama lebih dari 40 tahun," ujar Gerard.
Menurut Gerard, KNDS tidak hanya ingin mempertahankan hubungan yang sudah terjalin, tetapi juga mempercepat dan memperluas ruang lingkup kerja sama. Salah satunya melalui pengembangan kolaborasi industri yang lebih mendalam, termasuk dengan Badan Teknologi Pertahanan (Batekhan) Kemhan RI.
Terkait arah Indonesia menuju kemandirian industri pertahanan, Thomas menegaskan bahwa KNDS siap mendukung penuh langkah tersebut. Menurutnya, tujuan Indonesia untuk mencapai self-sufficiency sejalan dengan strategi KNDS di kawasan.
Dia mengungkapkan bahwa kunjungan Presiden Prancis ke Indonesia pada akhir Mei lalu menjadi momentum penting. Dalam kunjungan tersebut, kedua negara menandatangani Letter of Intent (LoI) strategis terkait pengadaan sistem artileri dan amunisi kaliber besar.
"Dalam LoI ini, ada permintaan untuk sistem artileri dan amunisi berkaliber besar. KNDS siap untuk menghubungkan sistem artileri ini ke Indonesia, dan kami juga bersedia menghubungkan perusahaan amunisi berkaliber besar ke Indonesia," jelasnya.
Lihat juga Video 'Bertemu PM Albanese, Prabowo Bahas Penguatan Bidang Pertahanan-Keamanan':
(hal/fdl)