Budi Karya mengatakan, Ratu Prabu Energi sudah berbicara dengan Kementerian Perhubungan perihal niatnya ini sejak tahun lalu.
"Pada dasarnya sesuai dengan apa yang selama ini kita sampaikan kita menyambut baik bila ada swasta yang ingin membangun di Indonesia karena APBN kita tidak cukup untuk membiayai semua pembangunan khususnya di kereta," ujar Budi di STIP Marunda, Jakarta Utara, Minggu (7/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menganjurkan, bila Ratu Prabu ingin membangun KRT, agar dilakukan secara bertahap. "Karena kan kita tidak ingin, kita bangun secara eksplosif nanti tiba tiba ada hal yang tidak diinginkan, ada dampak yang tidak baik," tuturnya.
Budi mengaku tidak mempersoalkan latar belakang Ratu Prabu Energi sebagai perusahaan migas. Asalkan, Ratu Prabu menggandeng operator yang sudah berpengalaman.
Baca juga: LRT Ratu Prabu Rp 405 T, Menhub: Bombastis! |
"Satu TOR yang harus kita miliki, ratu prabu mengusulkan, dan dia diwajibkan untuk menggandeng operator," katanya.
(zlf/zlf)