Hal ini pun menandai makin banyaknya kerja sama antara Indonesia dan Jepang di bidang pembangunan infrastruktur.
"Kerja sama pembangunan terowongan di Jalan Tol Padang-Pekanbaru akan menjadi pilot project dan selanjutnya dapat dikembangkan pada kerja sama di masa mendatang," kata Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti dalam keterangan resminya yang diterima detikFinance, Rabu (14/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengalaman panjang Pemerintah Jepang di bidang teknologi Dam Upgrade dan pembangunan terowongan menjadi referensi Pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur serupa.
"Demikian juga dengan pengalaman panjang Jepang dalam perbaikan bendungan yang umur fungsinya telah mencapai lebih dari 50 tahun, akan sangat membantu," tambah Anita.
Untuk membangun terowongan tersebut dibutuhkan dana sekitar Rp 9 triliun. Dana tersebut termasuk dalam total pembangunan Tol Padang-Bukit Tinggi-Pekanbaru sekitar Rp 78,09 triliun.
Agenda lain dalam pertemuan tersebut diantaranya kerja sama Jalan Nasional menuju Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban dan Sistem Pengolahan Limbah Terpusat DKI Jakarta (Jakarta Sewerage System).
Pada bidang perumahan, dibahas peran sektor swasta dalam Program Satu Juta Rumah dan pengelolaan rumah susun sewa bagi MBR di kawasan perkotaan, dan bidang jasa konstruksi tentang pengembangan kontraktor umum menjadi kontraktor spesialis.
Untuk mengetahui lebih dekat pelaksanaan proyek infrastruktur yang dilakukan di Jepang, juga dilakukan kunjungan ke lokasi proyek infrastruktur di Osaka dan Kyoto.
Beberapa proyek yang dikunjungi di antaranya Chubu Odan Expressway sebagai jalan tol yang dibangun pemerintah dan di dalamnya terdapat pembangunan terowongan.
Selain itu juga dikunjungi Osaka Prefecture Government Office yang merupakan bangunan bersejarah yang sedang direnovasi sehingga menjadi bangunan tahan gempa. Renovasi dilakukan tanpa menghentikan aktivitas dan Senboku Sewerage System yang merupakan instalasi pengolahan air limbah domestik dengan teknologi membrane.
(eds/zlf)