Menanggapi itu, Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Ditjen Bina Marga Rachman Arif Dienaputra mengatakan pembangunan infrastruktur khususnya jalan yang telah direalisasikan pemerintah untuk mengakomodasi penumpang dan barang.
"Prinsipnya kita menyediakan infrastruktur jalan untuk mengakomodasi kebutuhan pergerakan orang dan barang," kata Rachman saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (27/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rachman menyebut dengan infrastruktur jalan yang sudah dibangun juga memberikan manfaat mulai dari jarak tempuh yang lebih cepat dan juga mengurangi biaya transportasi.
"Untuk semaksimal mungkin mengurangi biaya transportasi dan waktu supaya lebih singkat," ujar dia.
Pemerintahan Kabinet Kerja sejak awal selalu mengumandangkan bahwa pembangunan infrastruktur menjadi fokus kerjanya. Selain mengejar ketertinggalan infrastruktur diharapkan memberikan efektivitas dan mendorong ekonomi agar berputar lebih kencang.
Apalagi dana pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan pemerintah berasal dari utang. Menurut peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman mengatakan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah hanya mengakomodasi untuk penumpang saja, bukan barang.
Dia menilai banyak infrastruktur yang dibangun pemerintah secara tidak langsung belum mengakomodasi kebutuhan sektor industri nasional.
"Tentu saja projek infrastruktur boleh saja, mestinya membangun infrastruktur pilih dulu, misalnya ada industri yang tumbuh bagus, itu dong yang didorong infrastrukturnya, agar hilirisasinya jalan, angkutan daratnya perlu. Misalnya yang dibutuhkan kereta api untuk angkut barangnya, kenapa nggak itu," kata Rizal.
"Inikan nampaknya semua seragam, jalan tol, angkutan darat, angkutan penumpang. Coba bayangkan jalan tol yang dibangun sampai Surabaya dan Wonokromo itu orang nggak mau masuk tol karena mahal, padahal itu angkutan barang, mending ke jalan yang lama, kan itu contoh kecil, kenapa infrastruktur itu tidak efektif, yang dibangun tidak mendekati dengan industri," tambah dia. (ara/ara)