Patut diketahui, rencana pembangunan loopline bukan hal baru. Wacana pembangunan loop line sudah ada sejak Kementerian Perhubungan dipimpin EE Mangindaan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta kala itu, Basuki Tjahaja Purnama ingin proyek kereta layang tersebut dibangun selama 2 tahun. Sementara, Kementerian Perhubungan memperkirakan pembangunan selesai sekitar 4 tahun. Rencananya, loopline dibangun di jalur timur KRL.
"Bagaimanapun juga, transportasi umum masa depan kita kan berbasis kereta api. (Pembangunan kereta layang KRL) Menhub kan bilang 5 tahun, saya bilang sama Menhub, 2 tahun juga bisa," ujar pria yang kerap disapa Ahok tersebut di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dibikin 5 atau 6 tahun, macetnya hanya 47%, kalau dibikin 5 tahun, macetnya mungkin nambah 50% kalau kamu paksakan 2 atau 3 tahun, macetnya bisa 60-70% tambah macetnya. Saya bilang sama Pak Menhub, saya pengen Bapak bikin 2 atau 3 tahun saja, kalau mau macet 60-70% pun resiko kami kehilangan jabatan tapi selesai," ungkapnya
"Sekarang aja sudah macet, tahun depan lebih macet, kamu bayangkan sudah gitu macet tambah 47% lagi bedanya di mana? Sama aja. Mending sekalian tapi 2-3 tahun selesai" jelasnya
Pembangunan loop line jalur timur KRL ini menggunakan anggaran Rp 9,5 triliun. Tahap awal dimulai dengan pembangunan jalur timur yakni rute Manggarai hingga Kampung Bandan dengan anggaran Rp 2,8 triliun.
Rencana pembangunan loopline kembali dimunculkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Budi Karya mengatakan, dalam waktu dekat badan usaha akan mengajukan proposal untuk pembangunan loopline.
"Loopline kita dorong untuk usahakan, kita lagi bicara dengan Jaya DKI sebagai pemrakarsa, dalam waktu dekat mereka akan mengajukan proposal," kata dia usai Forum Dialog Hipmi di Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Dia mengatakan, loopline sendiri untuk mengatasi masalah perlintasan sebidang. Sehingga, tidak menghalangi laju kendaraan serta mengurangi kecelakaan.
"Loopline itu pada dasarnya meng-improve jalan kereta api lingkar Jakarta, menjadi elevated, supaya tidak ada lintasan sebidang. Kalau tidak ada lintasan sebidang ada 2 hal paling diuntungkan, tidak interupsi perjalanan. Kedua mengurangi kecelakaan," ungkapnya.
Budi Karya mengatakan, loopline akan menghubungkan beberapa titik. Di antaranya, Serpong, Tanah Abang, Kota, Kemayoran, Manggarai. Rencananya, Budi Karya bilang, loopline dibangun pada tahun depan.
"Kalau dilihat dari situasinya paling nggak baru bisa mulai tahun depan, yang dikerjakan 2-3 tahun," ungkapnya.
Menurut Budi Karya, konsep loopline mirip dengan light rail transit (LRT). Sambungnya, pembangunan untuk loopline sekitar Rp 10 triliun.
"Waktu itu diskusi biayanya mendekati 10 triliun," tutupnya.
(eds/eds)