Kepala UPBU Temindung (kini UPBU APT Pranoto), Wahyu Siswoyo, mengatakan rute komersial potensial yang bisa dilayani dari bandara ini di antaranya rute domestik, yaitu dari Samarinda menuju Jakarta, Surabaya, Palangkaraya, Banjarmasin, Makassar, dan Mamuju.
Sedangkan rute internasional adalah ke Kuala Lumpur, Kuching, Kinibalu, Brunei Darussalam, dan Singapura. Walau demikian, menurut Wahyu, penggunaan Bandara APT Paranoto untuk tahap awal, akan melayani rute penerbangan yang telah ada selama ini di Bandar Udara Temindung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Resminya operasional Bandara APT Pranoto pada hari ini sesuai Aeronautical Information Regulation and Control (AIRAC), Aeronautical Information Publication (AIP) Supplement nomor 11/18 tanggal 29 Maret 2018, tentang pengoperasian Bandara APT Pranoto.
Acara seremonial peresmian operasional bandara ini dipimpin langsung oleh Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak. Hadir juga Putra Mahkota Kerajaan Kutai, Kepala OBU Wilayah 7, Agus Subagio, Direktur Keselamatan Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia, Yurlis Hasibuan, dan Kasubdit Standarisasi Bandar Udara, Ditjen Perhubungan Udara, Agus Pramuka serta undangan lainnya.
![]() |
Menurut Awang, bandara ini sangat diperlukan untuk masa depan perekonomian di Kalimantan Timur, yaitu dengan mengembangkan sektor pariwisata setelah era sektor pertambangan migas, kehutanan, dan perkebunan segera berakhir.
"Rencana induk pariwisata sudah kita buat. Namun, rencana itu butuh pembangunan infrastruktur. Dengan demikian pariwisata bisa menyumbang penghasilan asli daerah (PAD) bagi Kalimantan Timur," kata Awang.
Awang juga berharap bandara ini betul-betul berfungsi dengan baik, layanan kepada penumpang bagus, dan tidak ada lagi permasalahan di kemudian hari, serta bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengizinkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melakukan kegiatan di bandara.
"Infrastruktur bandaranya sudah bagus, saya harapkan layanannya kepada penumpang nanti juga bagus," kata Awang
Untuk diketahui, Bandara APT Pranoto ini sudah mulai dibangun oleh Pemprov Kalimantan Timur sejak 2011 dan selesai 2017. Kemudian pada 2018 diserahkan pada Ditjen Perhubungan (Ditjen) Udara untuk dioperasionalkan dan dikembangkan lebih lanjut melalui Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Temindung.
Ditjen Perhubungan Udara, sejak awal 2018 ini sudah melakukan beberapa kegiatan tambahan untuk memastikan standar keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pelayanan di bandara terpenuhi, sesuai dengan Annex 14 ICAO dan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil part 139 tentang Aerodromes. Beberapa kegiatan tambahan tersebut di antaranya pembuatan runway strip, landscape dan pemagaran kompleks bandara.
Pengoperasian Bandara APT Pranoto ini sangat mendesak untuk pengembangan konektivitas penerbangan di Samarinda. Hal tersebut mengingat Bandara Temindung yang ada saat ini sudah tidak dapat dikembangkan. Panjang landasan yang berukuran 1.040 m x 23 m hanya bisa melayani pesawat sekelas ATR 42 dengan restriksi khusus. Landasan tidak bisa diperpanjang karena terletak di tengah permukiman padat kota Samarinda. Selain itu kompleks Bandara Temindung juga menjadi daerah langganan banjir.
Sebagai ibu kota provinsi yang terus berkembang, Samarinda seharusnya mempunyai bandara yang representatif. Bandara APT Pranoto yang runway-nya berukuran 2.250 m x 45 m ini nantinya bisa melayani pesawat sekelas Boeing B737 NG atau Airbus A320 sehingga bisa melayani penerbangan jarak dekat dan jauh untuk membangun konektivitas penerbangan.
Adapun spesifikasi Bandara APT Paranoto adalah sebagai berikut.
- Ukuran Runway: 2.250 m x 45 m, ultimate 2.500 m x 45 m.
- ukuran Apron: 300 m x 123 m, ultimate 600 m x 123 m (73.800 m2)
- Pesawat yang bisa dilayani: Boeing 737-900 ER /Airbus A320
- Luas gedung terminal: 12.700 m2
- Kapasitas penumpang: 1.500.000 pax/ Tahun ultimate 5.000.000 pax/ Tahun
- Kapasitas di jam sibuk: 1.000 pax
- Luas lahan parkir: 30.000 m2 untuk 1.000 mobil
- Jarak dari kota Samarinda: 18,41 km. (ega/ang)