Pengoperasian BTS itu untuk meningkatkan prasarana telekomunikasi di wilayah-wilayah terdepan. BTS yang dibangun tersebut menggunakan pembangkit listrik tenaga surya milik PT Surya Energi Indotama, anak usaha PT Len Industri (Persero).
detikFinance berkesempatan langsung untuk mengunjungi desa tersebut. Lantas, bagaimana kondisinya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Rini Buka Akses Lahan PTPN untuk Petani |
Penerbangan menuju Pulau Rote menggunakan pesawat dengan ukuran kecil seperti ATR. Sebab, bandara DC Saudale relatif berukuran kecil.
Kemudian, untuk menuju ke Desa Oebela bisa menggunakan kendaraan roda empat alias mobil. Mobil jenis Xenia atau Avanza bisa menjangkau lokasi tersebut.
Jalan menuju Desa Oebela relatif baik karena sudah beraspal. Meski tak terlalu lebar, jalan tersebut bisa memuat dua mobil.
Sepanjang perjalanan menuju Desa Oebela tampak rumah-rumah penduduk yang jaraknya cukup jauh. Sering kali, tampak hewan ternak peliharaan warga seperti sapi dan babi berada di pinggir jalan.
![]() |
Pemandangan sabana khas Nusa Tenggara juga sering kali terlihat. Hamparan rumput luas juga terlihat di sepanjang jalan.
Kondisi jalan berubah drastis saat memasuki jalan akses desa. Jalan terlihat rusak dan bergelombang. Jalan tersebut juga dipenuhi debu serta kerikil.
Waktu tempuh menuju Desa Oebela sekitar 1,5 jam dari bandara. Kondisi pemukiman di desa tersebut tidak terlalu ramai. Hal itu terlihat dari posisi rumah satu dengan rumah yang lain berjauhan.
Kehadiran BTS di Desa Oebela diharapkan bisa memudahkan pencarian informasi dari luar. Selain itu, akses komunikasi antar dusun juga bisa lebih cepat.
"Harapannya kita komunikasi keluar cari informasi dari luar. Saya perlu saja saya mesti telpon ke dusun tetangga," kata Kepala Desa Oebela Simson M Hanas.
Saksikan juga video ' Hore! 7 Desa di Perbatasan Kalsel Ini Tak Lagi Terisolasi ':
(ara/ara)