Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto mengatakan seluruh jalan perbatasan di NTT sudah tembus seluruhnya. Kondisi jalannya juga seluruhnya sudah beraspal.
"NTT ini 179 km sudah tembus dan sudah beraspal. Kalau kondisi aspal, berarti Bapak/Ibu bisa merasakan kondisinya sudah relatif baik, sudah memenuhi standar kriteria teknis dan sudah diharapkan waktu tempuh yang relatif pendek dari 179 km ini," katanya dalam paparan di Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalan perbatasan di NTT sendiri terbagi atas tiga ruas. Di antaranya 78,25 km di ruas Motaain-Nualan, 52,7 km di ruas Nualan-Dafala dan 48,68 km di ruas Dafala-Motamasin.
Tersambungnya jalan perbatasan di NTT diharapkan dapat menunjang konektivitas masyarakat perbatasan, terutama untuk lokasi yang sudah dibangun pos lintas batas negara. Provinsi NTT menjadi satu-satunya wilayah perbatasan yang jalannya seluruhnya sudah beraspal karena wilayah pemukiman yang dilalui cukup banyak dibanding wilayah perbatasan lain.
"Kenapa di NTT sudah teraspal semua, karena di sana sudah banyak pemukiman, sudah banyak fasilitas publik yang jaraknya dekat-dekat. Sehingga kita aspal sekaligus semua. Selain itu yang paling banyak sudah diaspal juga ada di Kalimantan Barat. Karena di sana butuh sarana transprotasi darat yang lebih baik dari sekedar berupa tanah," tambah Sugiyartanto.
Adapun pembangunan jalan perbatasan 179,63 km di NTT menghabiskan anggaran Rp 1,2 triliun. Terdiri dari Rp 144 miliar pada 2015, Rp 219 miliar pada 2016, Rp 533 miliar pada 2017 dan Rp 313 miliar pada 2018. (eds/zlf)