4 Tahun Jokowi-JK, Apa Kabar Proyek Kereta Cepat JKT-BDG?

4 Tahun Jokowi-JK, Apa Kabar Proyek Kereta Cepat JKT-BDG?

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 22 Okt 2018 07:40 WIB
1.

4 Tahun Jokowi-JK, Apa Kabar Proyek Kereta Cepat JKT-BDG?

4 Tahun Jokowi-JK, Apa Kabar Proyek Kereta Cepat JKT-BDG?
Lokasi proyek Kereta Cepat JKT-BDG. Foto: dok detikcom
Jakarta - Pemerintahan Jokowi-JK sudah berkuasa selama 4 tahun. Banyak proyek infrastruktur yang telah digarap, mulai dari proyek infrastruktur kecil hingga mega proyek seperti proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Menarik membicarakan proyek ini, cukup banyak cerita, baik kontroversi hingga sematan julukan sindiran dari partai oposisi. Mulai dari disebut 'kecebong' hingga disindir komikus Jepang.

Namun progres dari proyek ini tak sebanyak cerita yang dihasilkan. Proyek ini selalu terkendala masalah pembebasan lahan dan berdampak pada pencairan pendanaan yang sulit dari China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mari kita flashback perjalanan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang berjalan lambat:

Mega proyek ini sebenarnya sudah digagas di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Rencana proyek itu pun bergulir hingga era kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi).

Pada awal pemilihan investor saja proyek ini sudah menimbulkan kontroversi. Awalnya pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memang melakukan studi kelayakan dengan Japan Internasional Corporation Agency (JICA).

Studi saat itu dilakukan untuk membangun kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, dengan jarak sepanjang 748 km. Dana untuk melakukan studi tersebut ditalangi oleh JICA.

Proses studi kelayakan pun dimulai pada awal 2014. Besaran dana pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya pun diperkirakan mencapai Rp 100 triliun.

Setelah melalui berbagai pertimbangan baik ekonomi maupun politik, akhirnya pemerintah memutuskan untuk membangun kereta cepat secara bertahap. Pemerintah memutuskan untuk membangun dengan rute Jakarta-Bandung terlebih dahulu sepanjang 142,3 km dengan 4 stasiun Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar Bandung yang nilai awal proyeknya senilai Rp 67 triliun.

Namun setelah konsep matang, pemerintah justru melakukan lelang terbuka bagi negara-negara yang tertarik dengan proyek itu dan masuklah China. Pemerintah akhirnya justru memilih China ketimbang Jepang untuk mengarap proyek Kereta Cepat JKT-BDG.

Jepang sendiri menawarkan pinjaman proyek dengan masa waktu 40 tahun berbunga hanya 0,1% per tahun dengan masa tenggang 10 tahun, padahal sebelumnya bunga yang ditawarkan Jepang sampai 0,5% per tahun.

Sementara itu, proposal China menawarkan pinjaman dengan bunga lebih tinggi namun jangka waktu lebih panjang. China menawarkan proposal terbaiknya dan menawarkan pinjaman sebesar US$ 5,5 miliar dengan jangka waktu 50 tahun dan tingkat bunga 2% per tahun.


Keputusan itu pun sempat mendapatkan sindiran dari Komikus Jepang, Onan Hiroshi. Banyak warganet asal Indonesia yang marah akibat komik yang terdiri dari dua halaman itu.

Hiroshi menyindir proyek yang dilakukan groundbreaking Januari 2016 lalu itu lewat coretan gambar di sebuah komik digital.

Diceritakan bagaimana awal dari rencana pembangunan kereta cepat tersebut dibangun oleh Jepang. Pihak Jepang sudah melakukan studi terkait rencana pembangunan mega proyek tersebut.

Hasil studi Jepang kemudian diserahkan ke Indonesia. Akan tetapi, data tersebut justru diberikan kepada China yang kemudian diberikan wewenang membangun proyek kereta cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung.

Dalam komik tersebut juga digambarkan bahwa pihak China dipilih karena menawarkan proyek dengan nilai yang jauh lebih murah dibandingkan Jepang.

Namun, dua tahun berselang mega proyek ini tak kunjung menunjukkan perkembangan yang berarti. Hiroshi menggambarkan Jokowi merayu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk membantu kelangsungan proyek tersebut lagi.

Akan tetapi, pihak Jepang pun tidak terima dengan permintaan tersebut. Sebab, pemerintah Indonesia sudah terlanjur memilih China sebagai kontraktor proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Digambarkan pula masyarakat Jepang yang kesal sambil melemparkan batu ke arah Jokowi.


Politikus Partai Demokrat, Roy Suryo sempat menuding proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah proyek bohongan atau disebutnya dengan istilah 'kecebong' yang merupakan kependekan dari 'Kereta Cepat Bohong-bohongan'.

Alasan dia menyebut proyek ini proyek bohongan lantaran proyek ini hanya dijalankan demi kepentingan pengembang sehingga dianggap tak sepenuhnya demi kebutuhan masyarakat.

"Kecebong itu kereta cepat bohong-bohongan. Iya, ini bohong-bohongan karena sebenarnya tidak perlu membangun kereta cepat Jakarta-Bandung yang berhenti 4 kali," kata Roy.

Roy memberikan julukan itu lantaran proyek tak kunjung tampak pembangunannya. Proyek itu juga dituding hanya untuk kepentingan pengembang, bukan demi peningkatan ekonomi masyarakat setempat.

Menteri BUMN, Rini Soemarno sempat menjawab tudingan tersebut. Rini mengatakan pembangunan mega proyek ini masih terus berjalan dan bukan proyek bohongan seperti yang ditudingkan belakangan ini.

"Enggak bohong-bohongan kok. Beneran. Cuma memang memakan waktu," kata Rini saat ditemui usai peresmian tol Becakayu seksi 1B dan 1C di Bekasi, Jumat (3/11/2017).

Rini menjelaskan, perubahan trase dari proyek yang menyambungkan Jakarta dan Bandung ini membuat waktu penetapan lokasi molor sehingga pembebasan lahan pun juga demikian. Hal ini pun membuat pembebasan lahan dan pekerjaan di lapangan molor dari target yang ditentukan di awal.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro juga sempat ikut berkomentar. Dia mengatakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung masih berjalan dan saat itu masih dalam tahapan pembebasan lahan dan ada yang tahap konstruksi.

"Intinya penentuan lokasi dan sebagian pembebasan tanah sudah berlangsung dan mudah-mudahan pekerjaan konstruksi sudah bisa dimulai," kata Bambang.

Namun, Bambang mengatakan, untuk detail proses di lapangan ditangani Kementerian BUMN. Sedangkan terkait dana pinjaman yang tak kunjung cair, menurut Bambang, bukan masalah karena proyek ini merupakan patungan antara Indonesia dan China.


Proyek ini oleh PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) yang merupakan konsorsium BUMN Indonesia dan Konsorsium China Railways dengan skema business to business.

KCIC sebagai badan usaha perkeretaapian yang menjadi pengusaha proyek ini 60% sahamnya dimiliki oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40% sisanya dikuasai China Railway International (CRI). PSBI merupakan konsorsium 4 BUMN yakni PT Kereta Api Indonesia, PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.

Pada 21 Januari 2016 proyek ini resmi dimulai dengan dilakukannya groundbreaking oleh Jokowi di Perkebunan Mandalawangi Maswati, Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat. Dengan berbahasa Sunda, Jokowi meresmikan pembangunan proyek ini.

Namun sejak dilakukan groundbreaking, pekerjaan proyek terus terkendala masalah pembebasan lahan. Alhasil pendanaan yang berasal dari China tersendat. Mereka tak mau mencairkan dananya sebelum lahan proyek dibebaskan.

Nilai proyek tersebut juga membengkak yang saat ini menjadi US$ 6,071 miliar atau sekitar Rp 81,96 triliun (kurs US$ 1 = Rp 13.500). Sebelumnya, nilai proyek ini dihitung sebesar US$ 5,988 miliar.

Meski begitu, proyek ini sejatinya sudah dimulai, namun progresnya lambat. Hingga awal Juli tahun ini progres kontsruksi hanya 5% dan pembebasan lahan hampir 70%.

Proyek ini sebenarnya ditargetkan selesai pada 2021 mendatang. Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra tetap yakin proyek ini bisa selesai sesuai target.

Pada April 2018 China Development Bank (CDB) telah mencairkan pinjaman perdana sebesar US$ 170 juta. Kemudian aawal September 2018 CDB kembali mencairkan pinjaman termin II sebesar US$ 274,8 juta atau setara Rp 3,847 triliun.

Dari total pencairan tahap kedua tersebut, 60% di antaranya atau sebesar US$ 165,2 juta, dialokasikan sebagai pelunasan uang muka kepada EPC Kontraktor dalam hal ini HSRCC.


Hide Ads