Direktur Utama PT MRT Jakarta William Syahbandar menjelaskan, langkah ini dilakukan sebagai strategi integrasi untuk memfasilitasi masyarakat dalam memberikan pilihan transportasi.
"Minggu lalu kita sudah tanda tangan dengan TransJakarta untuk adanya integrasi sempurna. Diharapkan seperti apa yang diinginkan Pak Gubernur, nantinya paling jauh setiap 500 meter harus ada transportasi publik paling jauh 500 meter," jelas dia saat tinjauan di Stasiun MRT Dukuh Atas di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, MRT Jakarta yang akan beroperasi pada pertengahan Maret 2019. Kereta ini memiliki 13 atasiun pemberhentian dari Lebak Bulus ke Bundaran HI.
Tiga belas stasiun tersebut di antaranya Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Fatmawati, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A, hingga Stasiun Blok M.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke Stasiun Sisingamangaraja, Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Setiabudi, Stasiun Dukuh Atas sampai yang terakhir Stasiun Bundaran HI.
Jalur dari Lebak Bulus menuju Stasiun Fatmawati, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A, hingga Stasiun Blok M sampai ke Stasiun Sisingamangaraja, dibuat elevated. Dari enam stasiun yang dibuat melayang, di bagian bawah atau sekitar stasiun sudah terdapat halte trans Jakarta yang sudah terhubung dalam satu atap.
Sementara dari jalur yang dibuat di bawah tanah yaitu dari Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Setiabudi, Stasiun Dukuh Atas sampai yang terakhir yaitu Stasiun Bunderan HI, semua stasiun tersebut dibuat di bawah tanah.
"Untuk mewujudkan hal itu, 5 titik MRT Jakarta yang integrasi sempurna bundaran HI, Dukuh Atas itu integasi terjadi. Sisingamangaraja, sampai Blok M dan Lebak Bulus itu sedang didesain bisa terintegrasi sempurna. TransJakarta yang di bawahnya stasiun MRT Jakarta," kata dia.
Tonton juga 'Nyaris Rampung, Begini Penampakan Stasiun MRT Jakarta':