Operator kereta di Jepang juga menyediakan gerbong khusus wanita pada setiap rangkaian keretanya. Penyediaan gerbong khusus wanita di Jepang pertama kali dilakukan pada 2001, mempertimbangkan antisipasi kasus pelecahan pada wanita saat kereta padat.
"Latar belakangnya karena kereta di Jepang sangat padat, dan banyak keluhan tentang pelecehan seksual di dalam kereta terhadap wanita," kata General Affair Asosiasi Operator Railway Swasta Jepang Ochi Masahiro saat ditemui di Tokyo, Jepang, pekan lalu.
Dia mengatakan, penyediaan gerbong kereta khusus wanita di Jepang pada awalnya menimbulkan perdebatan di kalangan penumpang. Namun hal ini akhirnya dilakukan karena tindakan pelecehan terhadap wanita di dalam kereta kerap terjadi.
"Ada perdebatan cukup panas hingga akhirnya kebijakan ini dikeluarkan," katanya.
Namun di Jepang, penyediaan gerbong khusus wanita tidak diberlakukan sepanjang hari. Hal ini berbeda dengan di Indonesia, di mana gerbong khusus wanita diberlakukan sepanjang hari.
Operator di Jepang ada yang menyediakan khusus pada jam-jam sibuk seperti jam 6 hingga 9 pagi dan malam hari, dan ada pula yang menyediakan khusus pada pagi hari. Namun tak ada yang memberlakukan gerbong khusus wanita sepanjang hari.
Pemberlakuan gerbong khusus wanita juga hanya diterapkan pada hari Senin-Jumat atau hari kerja. Selain itu, gerbong khusus wanita dapat ditempati untuk penumpang-penumpang kategori yang sedang sakit, lanjut usia, atau penyandang cacat (difabel).
"Walaupun stikernya hanya menyebut woman only, tapi jika penumpang cacat atau sakit, boleh masuk ke gerbang wanita," kata Ochi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT