Jakarta -
Sejak awal bekerja pemerintahan Joko Widodo (
Jokowi)-
Jusuf Kalla (JK) dikenal fokus dalam membangun
infrastruktur. Dari sisi transportasi udara, pemerintah juga cukup berupaya dalam membangun bandar udara (bandara).
Jika dilihat dari awal 2015 hingga akhir 2018, pemerintah ternyata sudah membangun 10 bandara baru. Bandara-bandara tersebut kini sudah beroperasi.
Tahun depan, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menargetkan untuk membangun lima bandara baru lagi. Target ini yang terbanyak dari realisasi tahun-tahun sebelumnya yang hanya sekitar dua atau tiga bandara baru per tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut berita selengkapnya yang dirangkum
detikFinance, Jumat (21/12/2018).
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti mengatakan selama 2018 ada tiga bandara baru yang sudah dibangun. Ketiga bandara ituantara lain Kertajati, Samarinda Baru dan Tebelian
"Kalau dilihat selama periode 2015 sampai 2018 total ada 10 bandara baru yang sudah dioperasikan," ujarnya di Gedung Kemenhub, Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Polana menjabarkan, pada 2015 ada dua bandara baru yang dibangun yakni Anambas dan Namniwel. Lalu pada 2016 bertambah dua bandara baru yakni Bandara Miangas dan Morowali.
Sementara di 2016 terdapat tiga pembangunan bandara baru, antara lain Bandara Werur, Maratua dan Koroway Batu
Kementerian Perhubungan mengumumkan bahwa tahun depan ditargetkan akan ada tambahan lima bandara baru di Indonesia. Kelima bandara itu resmi beroperasi di 2019.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti mengatakan, dengan tambahan lima bandara baru itu, maka total bandara baru yang sudah dibangun selama masa pemerintahan Jokowi-JK sebanyak 15 bandara.
"Jadi dari 2015 sampai 2018 ada 10 bandara baru dan di 2019 akan ada 5. Jadi totalnya 15 bandara baru," ujarnya.
Kelima bandara baru yang akan beroperasi tahun depan antara lain Bandara Siau di Sulawesi Utara, kemudian Bandara Tambelang di Kepulauan Riau, Bandara Muara Teweh di Kalimantan Tengah, Buntu Kunik Sulawesi Selatan dan Bandara Pantar di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kementerian Perhubungan juga mencatat, sejak 2015 hingga 2018 rata-rata pertumbuhan penumpang pesawat domestik dan internasional mencapai 9,2%.
Kementerian Perhubungan tahun ini menargetkan performa ketepatan waktu atau on time performance (OTP) maskapai di angka 87%. Namun sepertinya target itu sulit tercapai.
Hingga November 2018 realisasi OTP maskapai nasional berjadwal dalam negeri mencapai 78,53%
"Target OTP tahun ini 87% dan realisiaisnya masih 78%. Mudah-mudahan di akhir tahun bisa meningkat," kata Polana
Namun Kementerian Perhubungan tidak menyalahkan sepenuhnya kepada maskapai terhadap masih rendahnya tingkat OTP di penerbangan Indonesia. Sebab banyak hal yang menjadi penyebabnya, mulai dari efisiensi bandara, cuaca, navigasi, hingga teknis pesawat
Meski begitu tahun depan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan yakin OTP maskapai bisa meningkat. Ditargetkan bisa mencapai 88%.
Halaman Selanjutnya
Halaman