Akhir 2024, Lebak Bulus Sampai Kota Bisa Naik MRT

Akhir 2024, Lebak Bulus Sampai Kota Bisa Naik MRT

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 04 Feb 2019 18:00 WIB
Foto: Pradita Utama
Jakarta - Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta fase I jurusan Lebak Bulus - Bundaran HI akan segera beroperasi pada Maret 2019 mendatang. Kemudian untuk rute Lebak Bulus - Kota bisa terealisasi 2024 mendatang.

Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan untuk fase 2 atau Lebak Bulus-Kota saat ini sudah menetapkan lokasi. Desain awal memang akan berakhir di Kampung Bandan, hal tersebut batal karena ada beberapa masalah di tempat tersebut.

"Sambil pemerintah menugaskan kita untuk mencari lokasi depo. Karena memang harus ada depo di lokasi fase 2 ini. Kita nggak mau menunggu sampai depo itu ada. Kita mulai dulu 8 km nya," kata William dalam blak-blakan detikFinance, akhir pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan saat ini juga sedang menyiapkan groundbreaking. Setelah tahap tersebut selesai bisa masuk ke tahap pengerjaan.

"Mudah-mudahan kita bisa memulai seluruh pengadaan itu tahun ini. Sehingga 2020 fase 2 itu sudah jalan semua, tahun ini juga kita akan lakukan pembebasan lahan fase 1 Bundaran HI-Kota," jelas dia.



Ini artinya pada 2024 ditargetkan pembangunan fase 2 MRT Jakarta sudah selesai dan sudah ada 24 km jalur MRT di Jakarta.

Menurut William, dalam pembangunan MRT fase 1 adalah yang paling sulit. Karena hal tersebut adalah pembangunan pertama di Jakarta bahkan di Indonesia.

Namun setelah fase 1 selesai, MRT Jakarta akhirnya memiliki pengalaman. Memiliki sumber daya manusia (SDM) yang baik. William tak mau menunggu terlalu lama, pasalnya Jakarta sudah terlalu lama dan terlambat untuk membangun transportasi ini.

"Jakarta atau Indonesia sudah terlalu lama, sudah terlambat. Untuk kota di atas 10 juta penduduk itu tidak bisa kalau tidak punya metro, sebab itu hitungan kami 300 km jaringan metro pada 2030 seharusnya adalah sesuatu yang memungkinkan," jelas dia.

Pendanaan untuk pembangunan fase 2 ini akan menggunakan skema 50:50 yakni separuh pembiayaan pemerintah dan separuh investasi.

Dia menjelaskan jalur sepanjang 16 km dirasa tidak cukup. Sehingga harus ada integrasi. Misalnya perluasan jaringan kereta, karena dalam jangka panjang seluruh transportasi massal harus menggunakan jalur kereta, supaya jalur terukur, sistemnya bagus.

"Pembangunan di utara kita lanjutkan, nah timur ke barat sudah harus dibangun, misalnya 87 km dari Balajara sampai Cikarang, segmen Jakarta ini harusnya bisa dimulai tahun depan dari Kalideres ke ujung menteng 31 km," jelas dia.

(kil/eds)

Hide Ads