"Itu kan yang bilang 2020 dari pemerintah, Kementerian Perhubungan. Tapi menurut saya, ya bisa 2020 bisa lebih cepat," katanya saat dihubungi detikFinance, Selasa (5/3/2019).
Namun hal itu bisa dilakukan jika proses-proses pra pembangunan bisa selesai dengan cepat. Tahapan yang harus dilakukan adalah studi kelayakan (feasibility study), penetapan lokasi (penlok), penyelesaian masterplan dan studi amdal yang lebih mendalam. Setelah itu mulai disusun detail engineering design.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara saat ini prosesnya baru sampai pada feasibility study untuk menetapkan lokasi bandara tersebut.
"Cepat atau tidak kan tergantung juga dari kecepatan mengambil keputusan. Itu kan tahapannya seperti itu detail engineering design itu agak lama, bisa 6 bulan," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nur Isnin Istiartono saat ini masih dilakukan feasibility study. Proses studi kelayakan itu dinilainya membutuhkan waktu yang cukup panjang.
"Belum, masih proses studi karena agak panjang studinya," kata Isnin saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (5/3/2019). (dna/dna)