Namun hingga saat ini belum ada kepastian soal penetapan lokasi (penlok) tersebut. Menurut Sekretaris Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nur Isnin Istiartono saat ini masih dilakukan studi kelayakan (feasibility study).
Proses studi kelayakan itu dinilainya membutuhkan waktu yang cukup panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan lokasi yang akan jadi tempat pembangunan bandara tersebut. Disamping itu dokumen pendukung juga sedang disiapkan.
"(Detailnya) untuk feasibility-nya kemudian penyiapan dokumennya," sebut Isnin.
Dia belum bisa memberi keterangan lebih jauh mengenai rencana pembangunan bandara di lereng bukit, Buleleng.
Sementara itu, sebelum Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan telah meninjau langsung lokasi yang kemungkinan akan dijadikan tempat berdirinya bandara.
"Saya sendiri sudah lihat ke sana, tanah itu tidak produktif, tebingnya tidak dalam slof yang tinggi, jadi tidak memerlukan biaya yang tinggi," terang Menhub saat ditemui di Palembang, Senin (4/3/2019).
Baca juga: BIBU Gandeng WIKA Garap Bandara Bali Utara |
Meskipun akan dibangun di lereng bukit, Budi Karya menilai tidak ada yang salah. Lain halnya bila bandara itu dibangun di laut dengan melakukan reklamasi, dikhawatirkan akan terjadi konflik sosial dengan warga sekitar.
"Mestinya tidak masalah (bandara baru dibangun di lereng tebing), kalau di laut pasti nanti akan ada sawah yang harus dihilangkan. Pasti masalah," imbuh Budi Karya. (dna/dna)