Direktur Utama PT Jasamarga Ngawi Kertosono (JNK) Iwan Moediarno mengatakan banyak aspek menjadi pertimbangan untuk merealisasikan akses keluar masuk kendaraan pada jalan tol yang sudah terbangun.
"Jadi macam-macam kajiannya. Seandainya diberikan akses, nanti potensi pengembangan wilayahnya bagaimana, atau di balik, dikasih akses nanti yang akan gunakan siapa," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Iwan sendiri mengatakan pembuatan akses jalan tol akan masuk ke dalam biaya investasi badan usaha. Untuk itu perlu ada kajian yang komprehensif mengenai penambahan akses tol agar tak mengganggu kas perusahaan.
Jalan tol Ngawi-Kertosono sendiri membentang sepanjang 88 km. Akses tol di Magetan kemungkinan akan berjarak sekitar 7 km dari Ngawi. Jika pun akses dibangun, maka bentuknya kemungkinan akan berbentuk interchange atau semacam simpang susun.
Berbagai macam aspek yang masuk dalam kajian, kata Iwan, seperti pemanfaatan gerbang tol itu sendiri. Pemerintah melalui Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR harus mengkaji berapa banyak kendaraan yang masuk dan keluar lewat akses tersebut.
Aspek selanjutnya yang masuk dalam kajian adalah, mengenai perubahan investasi. Menurut Iwan, pembangunan akses gerbang tol baru di ruas Ngawi-Kertosono akan menjadi tanggung jawab Jasamarga Ngawi Kertosono.
Apalagi berdasarkan aturan yang ada, gerbang tol yang dibangun harus setiap beberapa kilometer (km) di satu ruas jalan tol itu sendiri. Khusus ruas Ngawi-Kertosono, kini sudah ada memiliki empat gerbang tol (GT), yakni GT Ngawi, GT Madiun, GT Caruban, dan GT Wilangan. Keempat GT tersebut hanya melayani transaksi non tunai.