Jakarta -
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan light rail transit (LRT) Jakarta telah siap beroperasi. Hal ini sesuai hasil persyaratan teknis dan admistrasi.
Sebelumnya, LRT Jakarta dijadwalkan beroperasi pada Agustus 2018 atau bersamaan dengan pelaksanaan Asean Games 2018. Hanya saja, pengoperasian ditunda karena pembangunan belum selesai.
Lantas, apakah LRT Jakarta nantinya akan ramai setelah beroperasi? Dirangkum detikFinance begini ulasan selengkapnya:
Menurut Direktur Keselamatan Perkeretaapian Edi Nur Salam, hasil persyaratan teknis dan administrasi dari Kemenhub memutuskan LRT Jakarta siap untuk dioperasiksn.
"Secara teknis LRT Jakarta siap untuk dioperasikan," kata Edi dalam keterangan tertulis yang diterima detikFinance, Sabtu (11/5/2019).
Kemenhub sendiri memiliki kewenangan terhadap LRT Jakarta berupa penerbitan sertifikasi kelaikan sarana LRT, penerbitan sertifikasi prasarana yang dimulai dengan tahap rekomendasi teknis, dan penilaian aspek keselamatan operasional, supervisi Standar Operasional Procedure (SOP).
Selain itu, Kemenhub berwenang juga pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan standar keselamatan operasional LRT Jakarta, supervisi simulasi keadaan darurat, supervisi dokumen Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP).
Edi menjelaskan proyek dengan panjang rel 5,8 kilometer inj juga dapat dioperasikan secara fungsional. Hal itu sesuai dengan hasil rekomendasi teknis prasarana yang dikeluarkan Kemenhub.
"Untuk menjamin keselamatan pengguna LRT dan operasional LRT, Direktorat Jenderal Perkeretaapian juga sudah melakukan penilaian keselamatan dan supervisi serta rekomendasi terhadap dokumen sistem manajemen keselamatan perkeretaapian yang dibuat oleh PT LRT Jakarta," tutupnya.
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) angka bicara terkait hasil penilaian persyaratan LRT Jakarta. Menurutnya, saat ini proyek masih dalam pengembangan integrasi sehingga belum bisa dioperasikan.
Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto mengatakan pengembangan integrasi yang dimaksud adalah pembangunan jembatan penyambungsn dengan halte TransJakarta di Velodrome yang belum selesai.
"Kita sedang menyelesaikan skybridge-nya yang integrated dengan shelter TransJakarta di Arion (Velodrome). Kita kan inginnya integrasi," katanya kepada detikFinance, Sabtu (11/5/2019).
Selain menunggu pembangunan jembatan selesai, ia juga menunggu perpanjangan halte TransJakarta. Dengan demikian LRT Jakarta bisa terhubung dengan TransJakarta.
"Konsepnya integrasi. TransJakarta itu manjangin shelter-nya, kita skybridge-nya. Ya masak didiemin (beroperasi setelah terintegrasi) nggak ada untungnya didiemin," paparnya.
Sementara itu, dihubungi terpisah Direktur Proyek LRT Jakarta Propertindo (Jakpro) Iwan Takwin mengungkapkan saat ini pihaknya masih menunggu dikeluarkannya izin usaha serta izin operasi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Iwan memastikan pengoperasian akan dapat segera dilakukan. Sebab, proses pengajuan izin telah lama diajukan dan dalam tahap proses penyelesaian.
"Sebentar lagi, nggak lama lagi kok. Kan sudah kita ajukan izin usaha dan izin operasi secara paralel dari lama," tutup dia.
Proyek LRT Jakarta baru terbangun sepanjang 5,8 km. Rencanannya akan dioperasikan dalam waktu dekat setelah terintegrasi dengan TransJakarta. Namun apakah akan ramai atau justru sepi?
Menurut Pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna pengoperasian LRT Jakarta diperkirakan akan sepi penumpang. Hal ini dikarenakan rute Kelapa Gading-Velodrome bukan merupakan pusat kegiatan. Hal ini berbeda jika dibandingkan jalur moda raya terpadu (MRT) Jakarta dari Lebak Bulus-Bundaran HI yang banyak titik kegiatan dan perkantoran.
"Itu bukan simpul bangkitan kegiatan utama jadi misal Kelapa Gading-Rawamangun ujungnya cuma sarana olahraga, taman. Sementara Kelapa Gading pusat kegiatan. Jadi kalau simpul bangkitan tujuan perjalanan itu tidak akan ramai," kata dia kepada detikFinance, Sabtu (11/5/2019).
Hanya saja, kata Yayat, bila LRT Jakarta terintegrasi dengan TransJakarta bisa jadi jumlah penumpang akan meningkat karena bisa menghubungkan dengan titik kegiatan.
"Kalau tidak terintegrasi tidak akan optimal. Makanya pekerjaan sekarang buat simpul kegiatan jadi ramai atau LRT itu mendapat umpan dari TransJakarta," papar dia.
Selain itu, Yayat juga menyampaikan cara lain meningkat jumlah penumpang dengan memperpanjang jalur LRT Jakarta menuju titik pusat kegiatan.
"Perpanjang jalur ke mana dia akan dikembangkan itu juga bisa," tutup dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman