Jakarta -
Arus mudik Lebaran 2019 boleh dibilang lancar. Lonjakan pemudik pada sarana transportasi darat dan laut imbas harga tiket pesawat mahal juga bisa teratasi.
Di sektor darat misalnya, arus lalu lintas mudik di tol Trans Jawa dan tol Trans Sumatera lancar. Tak ada macet hingga berjam-jam seperti peristiwa 'horor' Brexit alias exit tol (pintu keluar) di Brebes 2016 lalu.
Kondisi lancar juga terjadi pada moda transportasi darat lainnya seperti kereta api, bus, maupun transportasi laut Feri dan kapal laut lintas pulau. Kelancaran arus mudik kali ini mengundang komentar sejumlah pihak dari Fadli Zon, Wakil Ketua DPR yang juga politisi Partai Gerindra hingga Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Fadli, mudik tanpa hambatan sudah semestinya jadi tugas pemerintah.
"Memang itulah tugas pemerintah memberikan kemudahan dan fasilitas karena rakyat membayar pajak. Pajaknya itu dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk fasilitas publik," ujar Fadli seusai silaturahmi di Rumah Dinas Ketua DPR, kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).
Sementara itu Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan momen Lebaran kali ini berbeda dengan Lebaran tahun tahun sebelumnya karena tak ada lagi kemacetan saat mudik lewat jalan tol.
Mau tahu komentar lengkap Fadli Zon hingga Gubernur BI soal mudik 2019 lancar? Baca selengkapnya di sini:
Pemerintah menegaskan mudik Lebaran tahun ini berjalan lancar tanpa hambatan. Bagi Wakil Ketua DPR Fadli Zon, mudik tanpa hambatan sudah semestinya jadi tugas pemerintah.
"Memang itulah tugas pemerintah memberikan kemudahan dan fasilitas karena rakyat membayar pajak. Pajaknya itu dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk fasilitas publik," ujar Fadli seusai silaturahmi di Rumah Dinas Ketua DPR, kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).
Fadli mengatakan sudah seharusnya mudik tak boleh ada hambatan. Fadli juga masih mendengar adanya keluhan dari masyarakat terkait pelaksanaan mudik tahun ini.
"Ya memang seharusnya kan mudik itu tidak boleh ada hambatan. Yang saya banyak dapat keluhan itu harga tiket pesawat mahal, jalan tol masih mahal, gitu. Jangan-jangan karena itu menjadi semuanya lancar karena orang tidak sanggup memakai jalur-jalur yang convenience, yang enak," kata Fadli.
Menurut Fadli, salah satu yang harus diperbaiki pemerintah adalah soal mahalnya tiket tol dan tiket pesawat.
"Saya kira ke depan harus dipikirkan bagaimana mudik itu biayanya tetap normal, harga-harga pesawat tetap terjangkau, kemudian harga di jalan tol juga jangan naik," ungkapnya.
Sejumlah pemudik mengaku puas atas sistem one way yang diterapkan pemerintah dan kepolisian untuk mengurai kemacetan. Sistem one way memangkas waktu para pemudik.
Hal itu diungkapkan Samsudi, pemudik asal Jakarta yang pulang kampung ke Nganjuk, Jawa Timur. Dia mengatakan sistem one way membuat waktu tempuh dari Cipali hingga Semarang menjadi cepat.
"Ini saya rasakan mulai dari Tol Palimanan sampai Gerbang Tol Kalikangkung selama 3 jam 30 menitan," ucap Samsudi kepada detikcom, Senin (3/6/2019).
Samsudi mengatakan tak butuh waktu semalaman mudik dari Jakarta ke Nganjuk. Samsudi, yang berangkat pagi buta, tiba di Nganjuk sekitar pukul 15.20 WIB, sore tadi.
"Kenangan mudik di tahun ini sampai rumah pukul 15.20 WIB. Ini merupakan perjalanan mudik tercepat selama 20 tahun atau 20 kali, mungkin lebih," ujar Samsudi.
Hal senada diucapkan Ditha, pemudik asal Cinere, Depok, yang pulang kampung di Surabaya. Dia mengatakan, pada tahun 2011 dirinya butuh 23 jam untuk mudik. Tetapi di tahun ini, dia hanya membutuhkan 9 jam untuk menempuh perjalanan mudiknya.
"Jalur lancar sekali, hampir tanpa hambatan berarti, hanya 1 kali berhenti isi bensin, toilet, sarapan, ngopi, dan isi bahan bakar di rest area 429 Semarang-Ungaran selama 47 menit, lanjut lagi perjalanan ke Surabaya. Total perjalanan 8 jam 12 menit ditambah 47 menit istirahat," kata Ditha.
Bukan hanya pemudik asal Jakarta. Asep Fauzan, pemudik asal Serang, Banten, yang menuju Pati, Jawa Tengah, juga puas dengan sistem one way. Dia mudik pada Minggu (2/6) pagi dan siang hari sudah sampai di kampung halamannya.
"Pengalaman mudik ini sungguh terasa bedanya. Dari Serang, Banten, menuju Pati, Jawa Tengah, hanya ditempuh kurang-lebih 7 jam. Mudik dari Serang hari Minggu, jam 6 pagi, jam 13.30 WIB sudah sampai di Pati, Jawa tengah. Dulu mudik biasa ditempuh 12-14 jam," ungkap Asep.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan momen Lebaran kali ini berbeda dengan Lebaran tahun tahun sebelumnya. Hal ini karena ia tak lagi mendengar berita kemacetan saat mudik di jalan tol.
"Suasana sekarang lebih enak, dengan infrastruktur seperti jalan tol yang dari Jakarta ke Surabaya (Trans Jawa) itu sudah selesai, alhamdulillah lancar mudiknya," ujar Perry di sela-sela acara open house Lebaran di rumah dinas, kawasan Kebayoran Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).
Dia menyampaikan mendapatkan informasi jika banyak pemudik dari Jakarta yang ke Jogjakarta dan Solo sampai Semarang tak menemui kesulitan.
"Jadi yang mudik tidak kesulitan, ini bukti dari pembangunan infrastruktur yang dicanangkan Pak Jokowi bermanfaat bagi masyarakat," imbuh dia.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PURP) Basuki Hadimuljono mengaku puas dengan lancarnya mudik Lebaran tahun ini. Khususnya mudik melewati jalan tol Trans Jawa yang sudah gencar dikebut pembangunannya dalam lima tahun terakhir.
"Alhamdulilah setelah ada kritikan juga akhirnya bisa bermanfaat. Saya kira sudah banyak disampaikan media (laporan pelaksanaan mudik), angka kecelakaan sudah turun karena motor kurang, one way sistem berfungsi, prasarana cukup," katanya saat ditemui di kediaman Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Jakarta, Rabu (5/6/2019).
Tol Trans Jawa diketahui mengalami berbagai kritikan dalam masa pembangunannya, terutama saat masa mudik menjelang. Setelah sempat dilanda tragedi brexit (Brebes Exit), penggunaan tol darurat, hingga akhirnya beroperasi secara penuh, dia pun puas hasil kerjanya memberi manfaat.
Halaman Selanjutnya
Halaman