"Pengawasnya itu, lack of control. Kalau human error itu orang yang salah pasang, seperti itu lah. Ada orangnya yang mengawas, tapi menjadi lengah di satu sisi sehingga itu menjadi penyebabnya," kata Syarif di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (17/6/2029).
Maksudnya adalah, kesalahan ini bukan ada pada pekerja konstruksi. Namun, ada pada pengawasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Apa Kabar Tol Cinere-Serpong? Ini Progresnya |
Ia juga menegaskan, kesalahan ini bukan karena mengejar waktu penyelesaian.
"Bukan, bukan karena itu. Hanya lack of control," tegas Syarif.
Sementara Direktur Jenderal Bina Marga Sugiyartanto mengatakan, robohnya pembangunan tol BORR tersebut bukan masalah besar. Sehingga penyelesaiannya akan tetap pada waktunya, yakni Desember 2019.
"Dari sisi waktu kita masih on schedule. Nah, setelah kita evaluasi, suatu saat kita akan melakukan perbaikan manajemennya itu dengan model sidak," terang Sugiyartanto.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Marga Sarana Jabar Hendro Atmodjo mengatakan ambrolnya tiang beton proyek pembangunan Tol BORR sesi 3A disebabkan oleh human error. Hendro menyebut ada instrumen proyek yang tidak dipasang sesuai dengan spesifikasi oleh pihak pelaksana proyek dan disetujui oleh pihak konsultan.
"Penyebabnya murni human error. Di tiang kesepuluh ini ada satu long bean yang tidak dipasang. Ini metode pengerjaannya sama saja dengan tiang lain, bisa saja entah ini disengaja atau tidak, bisa saja entah tidak terlihat. Seharusnya (dipasang) dua long bean, tetapi dipasang hanya satu," kata Hendro kepada di Jalan Sholeh Iskandar, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (16/7) lalu.
(eds/eds)