Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri mengatakan, awalnya kereta kencang ini mau melintasi jalur eksisting. Namun, jalur tersebut perlu direvitalisasi untuk menjadi lintasan kereta cepat.
"Kereta yang sekarang ini kan tidak boleh berhenti, makanya kalau mau merevitalisasi jalur itu harus bangun temporary track. Ini kan sama saja bangun trek baru. Akhirnya kita putuskan buat jalur khusus untuk kereta cepat," terang Zulfikri di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2019).
Zulfikri mengatakan, saat ini pemerintah tengah melakukan pra studi kelayakan dengan Jepang. Rencananya, ada 56 kilometer (km) jalur kereta kencang yang dibangun melayang (elevated).
"Di beberapa tempat ada 56 km elevated, dengan slab on pile (jembatan layang) seperti di Bandara Solo. Fly over atau underpass juga akan dibangun," papar dia.
Nantinya, pembangunan jalur kereta cepat ini dibagi dua. Tahap pertama yaitu Jakarta-Semarang, dan selanjutnya Semarang-Surabaya.
"Tahap awal Jakarta-Semarang, dan tahap selanjutnya sampai Surabaya," pungkas Zulfikri.