-
Kalimantan sebentar lagi akan memiliki jalan tol untuk mempermudah dan meningkatkan produktivitas masyarakat.
Jalan tol ini merupakan yang pertama di Kalimantan dan jalan yang akan menghubungkan Balikpapan - Samarinda.
Dari data Jasa Marga panjang total jalan tol ini mencapai 99,350 km. Dengan ruas VGF seksi 1 dan seksi 5 33,115 km. Sementara untuk ruas investasi seksi 2, 3 dan 4 66,235 km.
Dengan target jumlah kendaraan per hari 9.978 unit. Biaya investasi pembangunan tol ini sebesar Rp 9,97 triliun dengan masa konsesi 40 tahun. Dengan tarif golongan I Rp 1.000 per km.
Untuk pembangunan jalan seksi 5 Km13 - Sepinggan sepanjang 11,5 km dengan pendanaan dari pemerintah yang mendapat pinjaman dana dari China. Saat ini prosesnya sudah mencapai 97,88% dengan tahap konsinyasi 21 bidang, pengukuran 24 bidang dan 5 bidang tambahan.
Selanjutnya untuk seksi 1 Km13 -Samboja sepanjang 22,025 km menggunakan dana APBD Provinsi Kaltim. Tahap konsinyasi 10 bidang hutan lindung sungai Manggar Balikpapan dengan progres mencapai 99,67%.
Kemudian seksi 2 Samboja-Muara Jawa sepanjang 30,05 km dibangun oleh BUJT - PT Jasamarga Balikpapan Samarinda. Progres pembangunan mencapai 99,13% dengan penambahan tanah 2 bidang rest area, 1 bidang validasi P2T dan lahan seluas 0,38 Ha pada intersection Samboja.
Lalu seksi 3 Muara Jawa - Palaran 18,2 Km dibangun oleh BUJT - PT JBS dengan progress 100%. Kemudian seksi 4 Palaran - Jembatan Mahkota II sepanjang 17,15 Km dibangun BUJT PT JBS dengan progres pembangunan 99,68%.
Secara kumulatif progres pembangunan per 29 Agustus 2019 mencapai 99,34%
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengungkapkan tarif yang berlaku untuk jalan tol di Balikpapan-Samarinda adalah sebesar Rp 1.000 per kilometer.
"Levelnya (tarif) Rp 1.000 per kilometer, lalu juga akan dilihat nanti saat pengoperasian," kata Danang di Proyek Tol Balikpapan-Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (8/9/201.
Dia menambahkan untuk uji kelayakan seksi 2, 3 dan 4 ini akan dilakukan pada bulan ini dan menunggu serah terima dari kontraktor.
Danang mengatakan, jalan tol ini akan diresmikan pada Oktober mendatang. "Akan bisa beroperasi seksi 2, 3 dan 4 pada Oktober, kami optimis Oktober bisa diresmikan," jelas dia.
Beroperasinya Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,35 km diharapkan mampu memangkas biaya logistik pendistribusian barang dan jasa yang semakin cepat antara dua kota tersebut. Perjalanan antara wilayah Balikpapan dan Samarinda dari waktu semula dapat menghabiskan waktu 3 jam, nantinya dapat ditempuh hanya dengan waktu 1 jam.
Kehadiran jalan tol yang merupakan cikal bakal jalan Trans Kalimantan ini disambut baik oleh masyarakat yang terus mendukung terbangunnya jalan tol ini hingga tahap penyelesaian. Diharapkan setelah terbangunnya jalan tol ini, akan menciptakan Kawasan perekonomian baru di Pulau Kalimantan yang sekaligus mendorong pertumbuhan Kawasan tersebut menjadi semakin lebih baik dan berkembang.
Jalan tol Balikpapan-Samarinda menjadi pendukung pengembangan sektor kawasan-kawasan industri yang bergerak di sektor kelapa sawit, batubara, migas, dan pertanian. Nantinya kawasan yang dilintasi jalan tol ini semakin meningkatkan mutu pembangunan ke depan, serta kehadiran jalan tol ini dapat menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kalimantan.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengungkapkan dengan jalan tol Balikpapan Samarinda ini akan memangkas waktu tempuh hingga 50%.
"Ya bisa lebih cepat separuhnya ya, kalau yang biasanya 3-4 jam bisa setengahnya saja 1,5 - 2 jam," kata Danang di Proyek Tol Balikpapan Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (8/9/2019).
Danang mengatakan, hal tersebut diharapkan bisa meningkatkan produktivitas di Kalimantan Timur. "Itu signifikan ya, apalagi kami proyeksikan aktifitas 5-10 tahun akan semakin tinggi di sini," ujarnya.
Kehadiran jalan tol yang merupakan cikal bakal jalan Trans Kalimantan ini disambut baik oleh masyarakat yang terus mendukung terbangunnya jalan tol ini hingga tahap penyelesaian. Diharapkan setelah terbangunnya jalan tol ini, akan menciptakan Kawasan perekonomian baru di Pulau Kalimantan yang sekaligus mendorong pertumbuhan Kawasan tersebut menjadi semakin lebih baik dan berkembang.
Tantangan untuk pembangunan jalan tol ini adalah masalah pembebasan lahan hingga masalah kontur tanah.
"Ada dua sebenarnya yang menjadi tantangan kami, pertama masalah lahan yang sampai saat ini kami terus kerjakan dan selesaikan. Lalu masalah engineering terkait kontur tanah yang lunak atau tanah rawa," kata Danang.
Dia menjelaskan untuk masalah tanah, pihaknya teliti melakukan pemeriksaan dan treatment khusus. Yaknu dengan memasang pancang di jembatan yang memiliki tanah lunak.
Danang menyebutkan memang proses ini memiliki biaya yang tidak sedikit. "Itu costnya mahal, kita bicara dengan BUJT dan progressnya cukup baik," jelas dia.
Dia menyampaikan di simpang susun Samboja akan dilakukan percepatan untuk mencapai target penyelesaian Oktober. Danang menyebut telah meminta BUJT dan kontraktor yang mengerjakan secara shift jika perlu 24 jam.
"Di beberapa tempat kan ada persoalan pancang dan jembatan yang melayang. Pola kerja yang diubah shift ditambah menggunakan teknologi baru," imbuh dia.