"Ini sudah sejak tiga tahun lalu bersama sama dengan Korea Selatan. Akan selesai Juli 2020 tapi kita teruskan" kata Basuki.
NCICD merupakan tanggul raksasa yang bertujuan untuk melindungi Kota Jakarta untuk jangka pendek, menengah hingga jangka panjang dari krisis air baku dan risiko banjir akibat fenomena penurunan permukaan tanah di Utara Jakarta. Pada tahap awal untuk mengurangi risiko banjir, banjir rob dan mencegah penurunan permukaan air tanah kota Jakarta dibangun tanggul laut sepanjang 20,1 km untuk melindungi area kritis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basuki bilang kerja sama dengan Belanda kali ini akan terkait pencarian pembiayaan proyek NCICD.
"Kalau ini dia (Belanda) mencarikan skema pembiayaan untuk NCICD. Korea untuk teknisnya. Semacam wealth fund, saya kira begitu," jelas Basuki.
Selain proyek NCICD, pemerintah juga akan bekerja sama terkait pengembangan sumber daya manusia (SDM). Hal ini sesuai dengan misi pemerintah membangun SDM unggul dan maju menuju Indonesia 2045.
"Jadi untuk vokasional terutama saya minta, karena PU sedang banyak menerima tenaga-tenaga muda diharapkan pengembangan SDM di PU, termasuk saya juga minta adviser untuk politeknik PU yang dibangun di Semarang. Beliau (Mark Rutte) menyetujui," kata Basuki.
Adapun sejak Oktober 2014, melalui kerja sama dengan Pemerintah Belanda, Master Plan NCICD telah diselesaikan dengan tiga tahap pembangunan. Yaitu Tahap A dengan memperkuat tanggul yang ada, Tahap B dan Tahap C adalah konstruksi pembangunan tembok laut dan retensi luar kolam. Nantinya, NCICD tidak hanya untuk mengamankan Jakarta dari banjir, tapi juga sebagai sumber air baku untuk masyarakat dengan menjaga kualitas air.
Baca juga: Bertemu PM Belanda, Jokowi Promosi Sawit RI |
(eds/eds)